Sajak Tak Sengaja
Aku bagaikan
berlayar dengan terpaan ombak nan datar diwaktu ini
Namun entah
dihari selanjutnya,
Apakah
terpaan ombak itu akan berubah menjadi sangat besar
Kemudian
berharaplah, bahwa terpaan itu akan membawamu pada keindahan yang kau nantikan
Harapan sang
pujangga, mentari takkan lelah mengiringi pijakan suci mimpi – mimpi yang
telah rapi tersusun dalam ingatan dan
putihnya kertas
Ilahi Robbi
yang selalu memberkahi niat tulus nan ikhlas
Dibalik
pujangga mentari bersinar yang tersenyum
Berbisiklah angin
yang menghembuskan bisikan – bisikan suara surga
Dalam naunganMu
ku sebrsimpuh dan mengaharapkan ridhoNya
Dalam
simpuhku selalu tuk selipkan nada-nada do’a yang akan menghantarkan
goresan-goresan mimpi ini keatas singgahsana bahagia
Singgahsana
yang menanti kedatanganku dalam segenap cintanNya
Memberikan
sentuhan hangat pada hati yang membeku
Melelehkan
karang yang membatu
Hingga pada
akhirnya aku tersenyum dalam arti yang sebenarnya senyuman
Senyum,
sebuah senyuman yang tak akan ada gantinya ketika mereka telah merasakan hasil
tetesan mutuara dati dalam hati sebuat perjuangan yang dinantikan oleh hati
yang suci.
Tetesan air
mata yang membalut dalam, berisi syair – syair merdu surga yang menentramkan
hati
Membawa
ribuan untaian kisah menusia merangkumnya dalam sebuah kalimat dan
menjadikannya nyata, akhirat….
Untaian kata
tidak terangkai
Namun
untaian kata itu menyeruak begitu saja dalam pikiran dan tertorehkan dalam
tulisan
Sebuah
goresan pena yang tak sengaja menciptakan alunan syair yang mengiringi sebuah
titian perjalanan menuju puncak mentari,
Merajut
sebuah api yang takkan pernah padam
Meski alunan
angin berdawai terkadang menerpa
Terkadang
asa menutup mata akan keadaan yang sebenarnya indah
Dan, mata
begaikan anak panah yang runcing
Yang
menembus perisai baja lingkartan dosa-dosa
Sekejap
namun tumpahan sesal bagaikan hujan yang
turun tak henti menerpa insan piluh.
creat by :
Rossy Arrahman & Mohammad Zainul Mifta
creat by :
Rossy Arrahman & Mohammad Zainul Mifta