30 December 2013

Ilmu Alamiah Dasar

PERANAN ILMU ALAMIAH DASAR

(IAD) DI DALAM  PLS
Dosen:
Hasan Subekti, S.Pd., M.Pd



Oleh:
v ROBIATUL ADAWIYAH                     (131034045)
v SHERLY CLAUDIA PARDOSI            (131034067)
v NIKMATUL IRADINI                            (131034068)
v DESI SAFITRI                                         (131034082)
v MOHAMMAD ZAINUL MIFTA           (131034083)

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013


KATA PENGANTAR

     Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya dalam menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
      Makalah disusun agar pembaca dapat mengetahui dan memahami apa hakikat ilmu alamiah dasar serta peranannya dalam pendidikan luar sekolah. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
       Makalah ini memuat tentang “Hakikat dan Peran Ilmu alamiah Dasar Dalam Pendidikan Luar Sekolah”. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, teman-teman, dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, sehinggga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
        Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan sarannya guna perbaikan di kemudian hari. Terimakasih

                                       
                                                                                                 Surabaya,  November 2013
                  
                                                                                                        
                                                                                                            Penyusun







DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................1
Daftar Isi .........................................................................................................2
Bab 1 Pendahuluan
            1.1 Latar Belakang ............................................................................. 3        
            1.2 Rumusan Masalah ........................................................................3
            1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................3
Bab II Pembahasan
            2.1 Hakikat Ilmu Alamiah Dasar......................................5
            2.2 Pengertian Pendidikan Luar Sekolah...........................................8
            2.3 Tujuan dan Fungsi Mata Kuliah Sains Dasar .............................11
2.4 Peranan Ilmu Alamiah Dasar Dalam Pendidikan PLS................12
Bab III Penutup
            3.1 Simpulan .....................................................................................16
            3.2 Saran ...........................................................................................16
Daftar Pustaka .............................................................................................. 17



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
          Dalam era globalisasi ini telah banyak bermunculan ilmu pengetahuan yang mutakhir dimana-mana, yang semua itu akan berdampak pada kehidupan kita didunia. Salah satu dari beberapa ilmu itu adalah ilmu alamiah dasar.
          Kita sebagai para calon pendidik pun masih banyak kelemahan dalam penguasaan ilmu, banyak belum mengenal ilmu-ilmu tersebut. Khususnya ilmu kealaman dasar yang penting.
          Hakiakat ilmu kealaman dasar itu pun mampu menjadi dasar bagi kita untuk melangkah dalam mempelajari mata kuliah ini. Serta peranannya yang besar bagi perkembangan kita untuk hidup dalam masyarakat. IAD Memberikan arah yang jelas.
           Ilmu pengetahuan tercipta karena adanya kebutuhan manusia untuk menguasai alam semesta dalam rangka mempertahankan hidupnya. Sesuai dengan perkembanangan kebutuhan manusia, ilmu pun selalu berkembang dengan cepat. Ilmu dapat memberikan dampak yang bermacam-macam terhadap kehidupan manusia.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tesebut, maka rumusan masalah yang dapat kami ambil adalah;
1. Apa hakikat dari ilmu alamiah dasar?
      2. Apa pengertian pendidikan luar sekolah?
      3. Apa tujuan dan fungsi mata kuliah Sains Dasar?
      4. Apa peranan ilmu alamiah dasar dalam pendidikan luar sekolah?

1.3  Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan makalah ini tak lain adalah:
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan apa itu hakikat ilmu alamiah dasar.
2. Untuk mengetahui pengertian pendidikan luar sekolah
3.  Untuk mengetahui tujuan dan fungsi mata kuliah Sains Dasar
4. Untuk mengetahui dan memahami peranan ilmu alamiah dasar dalam pendidikan luar sekolah.























                                                    

BAB II
                                             PEMBAHASAN

2.1  Hakikat Ilmu Alamiah Dasar
             Pada hakikatnya ilmu alamiah dasar adalah bukan suatu ilmu yang berdiri    sendiri, melainkan merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Jadi ilmu alamiah dasar tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya ilmu-ilmu lainnya.
Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu alamiah dasar (IAD) hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.
            Sebenarnya kita sudah tidak asing lagi dengan disiplin ilmu ini, karena secara tidak sadar sudah kita temukan dimana saja, dan kapan saja, serta dalam bentuk apa saja. Dan tentunya semua ilmu memiliki tujuan, peran, manfaat dan fungsi. Begitu juga dengan ilmu alamiah dasar. Tujuan ilmu alamiah dasar adalah:
1. Memperkenalkan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan alam.
2. Memberikan wawasan pengetahuan, pengertian, dan apresiasi terhadap objek dan cara pemikiran serta cara-cara pendekatan dalam IPA dan teknologi.
3. Memberikan bekal untuk memanfaatkan bahan dan cara pemikiran , cara-cara pendekatan dan hasil-hasil dalam IPA dan teknologi.
4. Mengembangkan interaksi yang selaras dan disiplin-disiplin ilmu eksakta maupun non-eksakta.

Sedangkan fungsi dari Pengajaran Ilmu alamiah dasar adalah:
1. Mengembangkan apresiasi IPA dan teknologi kepada mahasiswa Non-eksakta.
2. Mendorong dan mengembangkan kemanfaatan ilmu alamiah dasar pada pengembangan diri, ilmu dan profesi para mahasiswa non-eksakta.

1. Pengetian Ilmu Pengetahuan Alam
             H.W fowler mengatakan bahwa ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan yang didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.
Metode ilmiah merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan masalah tertentu. Metode inilah yang menjadi dasar metode yang digunakan dalam IPA.

2. Lahirnya Ilmu Alamiah
            Panca indera akan memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan dimana tanggapan itu menjadi suatu pengalaman. Pengalaman yang diperoleh terakumulasi oleh karena adanya kuriositas manusia. Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan fakta-fakta. Pengalaman akan bertambah terus seiring berkembangnya manusia dan mewariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Pertambahan pengetahuan didorong oleh pertama untuk memuaskan diri, yang bersifat non praktis atau teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami hakekat alam dan isinya kedua, dorongan praktis yang memanfaatkan pengetahuan itu untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi. Dorongan pertama melahirkan Ilmu Pengetahuan Murni (Pure Science) sedang dorongan kedua menuju Ilmu Pengetahuan Terapan (Aplied Science)

3. Metode Ilmiah dan Implimentasinya
             Segala kebenaran dalam ilmu Alamiah terletak pada metode ilmiah. Sebagai langkah pemecahan atau prosedur ilmiah dapat sebagai berikut :
1. Penginderaan, merupakan suatu aktivitas melihat, mendengar, merasakan, mengecap terhadap suatu objek tertentu.
2. Masalah dan problema, menemukan masalah dengan kata lain adalah dengan mengemukakan pertanyaan apa dan bagaimana.
3. Hipotesis, jawaban sementara terhadap pertanyaan yang kita ajukan.
4. Eksperimen, dari sini ilmu alamiah dan non ilmu alamiah dapat dipisahkan. Contoh dalam gejala alam tentang serangga dengan lampu (sinar biru)

             Teori, bukti eksperimen merupakan langkah ilmiah berikutnya yaitu teori. Dengan hasil eksperimen dari beberapa peneliti dan bukti-bukti yang menunjukkan hasil yang dapat dipercaya dan valid walaupun dengan keterbatasan tertentu. Maka disusun teori. Dengan teori-teori yang dikemukakan maka dapat diaplikasikan terhadap kebutuhan manusia seperti pengusiran serangga atau perangkap nyamuk (terkait dengan teori pencahayaan.

4. Ketebatasan Ilmu Alamiah
               Untuk itu perlu dilakukan pengujian sampai dimana berlakunya metode ilmiah dan dimana metode ilmiah tidak berlaku. Untuk itu kita perlu memperhatikan :
               Pertama, Bidang ilmu Alamiah, yang menentukan bidang ilmu alamiah adalah metode ilmiah, karena bidang ilmu alamiah adalah wahana di mana metode ilmiah dapat diterapkan, sebaliknya bidang non ilmiah adalah wahana dimana metode ilmiah tidak dapat terapkan. Contoh hipotesa tentang keberadaan tuhan merupakan konsep yang tidak bisa menggunakan metode ilmiah dan apabila menggunakan konsep ini bisa menyebabkan orang Atheis.
               Kedua, tujuan ilmu Alamiah, membentuk dan menggunakan teori. Ilmu alamiah hanya dapat mengemukakan bukti kebenaran sementara dengan kata lain untuk kebenaran sementara adalah "Teori". Karena tidak ada sesuatu yang mutlak tetapi terus mengalami perubahan (contoh teori tentang bumi ini bulat)
               Ketiga. Ilmu alamiah dan nilai, ilmu alamiah tidak menentukan moral atau nilai suatu keputusan . Manusia pemakain ilmu alamiahlah yang menilai apakah hasil Ilmu Alamiah baik atau sebaliknya. Contoh penemuan mesiu atau bom atom.

5. Filsafat Ilmu Alamiah
             Vitalisme, merupakan suatu doktrin yang menyatakan adanya kekuatan diluar alam. Kekuatan itu melikiki peranan yang esensial mengatur segala sesuatu yang terjadi di Alam semesta ini. (misalnya Tuhan). pendapat ini ditantang oleh beberapa orang lain karena dalam ilmu alamiah dikatakan bahwa segala sesuatunya harus dapat dianalisis secaras eksperimen. Atau harus cocok dengan metode ilmiah.
              Mekanisme, penyebab segala gerakan di alam semesta ini dikarenakan hukum alam (misalnya fisika atau kimia). Faham ini menganggap bahwa gejala pada mahluk hidup secara otomatis terjadi hanya berdasar peristiwa fisika –kimia belaka. Pandangan ini menyamakan gejala pada mahluk hidup dengan gejala benda tidak hidup sehingga perbedaan hikiki tidak ada. Dengan begitu dapat menghayutkan manusia ke pandangan materialisme yang selanjutnya kepada Atheisme.
                Agnotisme, untuk menghindari pertentangan vitalisme dan mekanisme maka aliran ini timbul, dimana aliran ini melepaskan atau tidak memperhatikan sisi dari sang pencipta. Mereka yang mengkuti aliran ini, hanya mempelajari gejala-gejala alam saja, aliran ini banyak dianut oleh ilmuwan Barat.
Filsafat Pancasila, paham yang menjembatani dari 2 aliran yang menyatakan bahwa alam dan hukumnya terjadi karena ciptaan tuhan dan proses selanjutnya menurut filsafat mekanisme (hukum alam). Hukum alam adalah itu adalah sama dengan hukum Tuhan.Dapat dilihat dari kehidupan makhluk hidup dari awal sampai akhir.

2.2 Pengertian Pendidikan Luar Sekolah
                Pendidikan luar sekolah sebenarnya sudah ada sebelum pendidikan formal  lahir. Pendidikan luar sekolah (PLS) sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru dalam kehidupan manusia (Faure, 1981: 2). Pendidikan luar sekolah berjalan sesuai dengan peradaban manusia yang diwujudkan melalui berbagai kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam pelaksanaan, masyarakat melakukannya melalui upacara-upacara tradisional, keagamaan, kebudayaan, dan kegiatan belajar membelajarkan dalam bentuk magang oleh orang tua kepada anaknya atau orang yang sudah tahu kepada orang yang ingin tahu secara tradisional. Pendapat para pakar pendidikan luar sekolah mengenai definisi PLS cukup bervariasi. Philip H.Coombs berpendapat bahwa pendidikan luar sekolah adalah semua kegiatan pendidikan yang terorganisasi, sistematis dan dilaksanakan di luar sistem pendidikan formal, yang menghasilkan tipe-tipe belajar yang dikehendaki oleh kelompok orang dewasa maupun anak-anak. Russel Kleis, dalam bukunya Non-formal Education mengemukakan bahwa pendidikan luar sekolah adalah usaha pendidikan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis. Biasanya pendidikan ini berbeda dengan pendidikan tradisional terutama yang menyangkut waktu, materi, isi dan media. Pendidikan luar sekolah dilaksanakan dengan sukarela dan selektif sesuai dengan keinginan serta kebutuhan peserta didik yang ingin belajar dengan sungguh-sungguh.    Axinn mengemukakan bahwa pendidikan luar sekolah merupakan kegiatan yang ditandai dengan kesengajaan dari kedua belah pihak, yaitu pendidik yang sengaja membelajarkan peserta didik, dan peserta didik yang sengaja untuk belajar. Suzanna Kindervatter mengemukakan definisi pendidikan luar sekolah sebagai berikut: pendidikan luar sekolah sebagai suatu metoda penerapan kebutuhan, minat orang dewasa dan pemuda putus sekolah di negara berkembang, membantu dan memotivasi mereka untuk mendapatkan keterampilan guna menyesuaikan pola tingkah laku dan aktivitas yang akan meningkatkan produktivitas dan meningkatkan standar hidup.
                Suzanna Kindervatter mengusulkan pendidikan pendidikan luar sekolah sebagai "empowering process”. Empowering process adalah pendekatan yang bertujuan untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada seseorang atau kelompok guna memahami dan mengontrol kekuatan sosial ekonomi dan politik sehingga dapat memperbaiki kedudukannya dalam masyarakat. Program pembelajaran dalam empowering process dirancang untuk memberi kesempatan kepada para anak putus sekolah, dengan menganalisis keadaan kehidupan mereka guna, mengembangkan keterampilan yang dikehendaki agar dapat merubah keadaan kehidupan mereka.  
Adikusumo (1986: 57) dalam bukunya Pendidikan Kemasyarakatan mengemukakan pengertian pendidikan luar sekolah sebagai berikut pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, dimana seseorang memperoleh informasi-informasi pengetahuan, latihan ataupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan hidupnya dengan tujuan mengembangkan tingkat kerterampilan, sikap-sikap peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga bahkan masyarakat dan negaranya. Sudjana, mengemukakan pengertian pendidikan luar sekolah sebagai berikut: "Pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan belajar membelajarkan, diselenggara-kan luar jalur pendidikan sekolah dengan tujuan untuk membantu peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi diri berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, dan aspirasi yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, lembaga, bangsa, dan negara. Definisi dan pengertian pendidikan luar sekolah yang dikemukakan para pakar tersebut di atas pada prinsipnya menuju pada suatu wawasan mengenai pendidikan luar sekolah yaitu setiap kesempatan dimana teradapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, guna membantu peserta didik dalam mengaktualisasikan potensi diri dalam mengembangkan tingkat pengetahuan, penalaran, keterampilan sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Hasil yang diperoleh dari pendidikan luar sekolah diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
 Peran Pendidikan Luar Sekolah Masalah pendidikan dalam pendidikan sekolah, menyebabkan pendidikan luar sekolah mengambil peran untuk membantu sekolah dan masyarakat dalam mengurangi masalah tersebut. Sudjana (1989:107) mengemukakan peran pendidikan luar sekolah adalah sebagai “pelengkap, penambah, dan pengganti". Sebagai pelengkap pendidikan sekolah Pendidikan luar sekolah berfungsi untuk melengkapi kemampuan peserta didik dengan jalan memberikan pengalaman belajar yang tidak diperoleh dalam pendidikan sekolah. Isi pogram didasarkan atas kebutuhan peserta didik. program dilakukan oleh para penyelenggara pendidikan dan bekerja sama dengan masyarakat. Programnya bermacam-macam, seperti pendidikan keterampilan produktif, olah raga, kesenian, kelompok belajar, kelompok rekreasi dan kelompok pencinta alam. Pendidikan luar sekolah sebagai pelengkap ini dirasakan perlu oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat dan mendekatkan fungsi pendidikan sekolah dengan kenyataan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu program-program PLS pada umumnya dikaitkan dengan lapangan kerja dan dunia usaha seperti latihan keterampilan kayu, tembok, las, pertanian, makanan, dan lain-lain. Sebagai penambah pendidikan sekolah Pendidikan luar sekolah sebagai penambah pendidikan sekolah bertujuan untuk menyediakan kesempatan belajar kepada:
1. Peserta didik yang ingin memperdalam materi pelajaran tertentu yang diperoleh selama mengikuti program pendidikan pada jenjang pendidikan sekolah. Kegiatan belajar tambahan ini dilakukan di luar jam pelajaran dengan menggunakan ruang kelas di sekolah yang bersangkutan atau ditempat lain. Materi pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan para siswa. Para pendidik pada umumnya adalah guru-guru mata pelajaran yang bersangkutan sangkutan atau sumber belajar lain yang ada di masyarakat.
2. Alumni suatu jenjang pendidikan sekolah dan masih memerlukan layanan pendidikan untuk memperluas materi pelajaran yang telah diperoleh. Kebutuhan ini berkaitan dengan dua hal, yaitu : 1) Memperluas materi pelajaran yang telah diperoleh untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Kebutuhan ini biasanya dilakukan melalui bimbingan studi, bimbingan tes, kursus-kursus dan kelompok belajar; 2) Menambah pengetahuan tentang materi belajar yang dirasakan penting sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat. Kebutuhan ini dilakukan melalui kursus-kursus, diskusi, seminar lokakarya, penelitian dan studi kepustakaan.
3. Mereka yang putus sekolah dan memerlukan pengetahuan serta keterampilan yang berkaitan dengan lapangan pekerjaan atau penampilan diri dalam masyarakat. Upaya ini dikaitkan dengan keterampilan kerja dan berusaha.

Pendidikan luar sekolah sebagai penambah ini diarahkan untuk membekali para lulusan dan mereka yang putus sekolah untuk memasuki dunia kerja. Sebagai pengganti pendidikan sekolah Pendidikan luar sekolah sebagai pengganti pendidikan sekolah meyediakan kesempatan belajar bagi anak-anak atau orang dewasa yang karena berbagai alasan tidak memperoleh kesempatan untuk memasuki satuan pendidikan sekolah, umumnya sekolah dasar. Program pendidikan ini sering diselenggarakan di daerah-daerah terpencil atau daerah yang disebut kantong terasing yang belum memiliki sekolah dasar. Kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung dan pengetahuan praktis dan sederhana yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti pemeliharaan kesehatan lingkungan dan pemukiman, gizi keluarga, cara bercocok tanam, dan jenis-jenis keterampilan lainnya. Kegiatan ini sanya dikelola oleh lembaga-lembaga pemerintah dan badan-badan sosial yang mempunyai tugas pelayanan pada masyarakat.

2.3 Tujuan Dan Fungsi Mata Kuliah Sains Dasar
            Tujuan mempelajari Sains Dasar ini adalah untuk mengetahui semua perilaku alam semesta yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Secara garis besar rumusan tujuan tersebut adapat terperinci sebagai berikut:
  1. Menambah wawasan tentang Sains Dasar ,terutama mengembangkan sikap ilmiah seperti : jujur,terbuka, optimis,tidak mudah putus asa, peka terhadap kelestarian lingkungan, dan memupuk keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Meningkatkan wawasan tentang alam dan lingkungan yang memberika kekuatan bagi sumber-sumber kemakmuran masyarakat
  3. Meningkatkan kecintaan akan sumber-sumber alam dan lingkungan
  4. Menempatkan nilai-nilai sumber daya alam dan lingkungannya sebagai pendorong semangat ilmiah dalam kaitan dengan perkembangan IPTEK
  5. Mengembangkan kemampuan pribadi untuk berkehidupan bermasyarakat terutama dalam bidang kekaryaan dan profesi
  6.  Mampu berfikir secara rasional, sistematis, dan bersikap professional dalam menyelesaikan masalah kehidupan
  7. Berjiwa besar dan mampu menerima pendapat orang lain secara logis dan ilmiah
  8. Memupuk rasa tanggung jawab terhadap sumber daya alam dab lingkungan
  9. Mengembangkan interaksi yang selaras antara disiplin ilmu eksak dan non eksak.

2.4 Peranan ilmu alamiah dasar dalam pendidikan luar sekolah

             Tentunya semua disiplin ilmu itu memiliki peran dalam kehidupan manusia. Yang mana perannya ini dapat bersifat baik dan dapat bersifat buruk. Sedangkan peran Ilmu Alamiah Dasar dalam kehidupan  manusia terutama bagi pendidikan luar sekolah sampaisaat ini antara lain:
1. Bidang pangan dan perbaikan gizi
Dalam bidang pangan dan gizi, peran sains cukup besar baik dari segi peningkatan penyediaan pangan, penganekaragaman pola konsumsi masyarakat, maupun dalam peningkatan status gizi masyarakat serta mengurangi berbagai jenis penyakit akibat kekurangan gizi.

2. Suatu ilmu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Dengan adanya perkembangan ilmu alamiah dasar dan teknologi dapat mendatangkan kemakmuran materi. Dengan ilmu IPA dapat timbul cabang-cabang ilmu lain yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

3. Suatu ilmu yang dapat menaikkan kualitas mutu produksi.
Dengan teknologi material yang bersumber dari ilmu dasar ini yaitu oleh konsep-konsep IPA para ahli makin menguasai sifat maupun pemanfaatan suatu senyawa, denagn mengubah atau mereaksikan nya dengan senyawa lain sehingga mendapatkan senyawa baru dengan kualitas tinggi yang sesuai dengan harapan.

4. Meningkatkan pengetahuan tentang ilmu yang berkaitan dengan alam.
Tentu saja bila kita mengenal ilmu alamiah dasar kita akan menemukan ilmu-ilmu lainnya, karena ilmu alamidah dasar (IAD) ini bukanlah ilmu yang berdiri sendiri.
5. Meningkatkan system transportasi dan komunikasi.
Perkembangan ilmu semakin pesat, menimbulkan tekanan dalam pikiran para ilmuan untuk terus berkarya dalam hal-hal yang baru termasuk dalam transportasi dan komunikasi. Yang dulunya kita berkomunikasi sangatlah sulih, nah sekarang anya dalam hitungan detik kita dapat berkomunikasi dengan orang lain yang jauh lokasinya. Begitu juga dengan transportasi, dulu kita bila ingin menjangakau tempat yang jauh kita membutuhkan berhari-hari, namun kini dengan adanya iptek ini hal yang lama menjadi cepat.

6. Memberikan kontribusi tentang ilmu kesehatan.
Sebagaimana kita ketahui ilmu kedokteran itu sarana dan prasarananya adalah ilmu dasar ( fisika, kimia, biologi) serta alat-alat elektronik dan non elektroik.

7. Dapat meninakatkan kualitas SDM.
Dengan adanya IAD kita dapat meningakatkan SDM.

8. Dapat membuka lapangan pekerjaan baru.
Dengan adanya IAD maka Semakin banyak perusahaan maupun sekolah, maka peluang dalam lapangan pekerjaan itu menjadi lebih besar.

9. Dapat meningakatkan keborosan dan menimbulakan pencemaran lingkungan.
Pendayagunaan teknologi SDA pun dapat mengakibatkan dampak negative bila kita salah dalam penggunaannya.

10.Bidang teknologi informasi dan komunikasi
    Perkembangan masyarakat informasi merupakan proses kesinambungan revolusi    industri. Selama ini berkat kemajuan di bidang telematika (telekomunikasi dan infornasi), maka arus informasi akan mengalir secara deras dan sangat mudah diperoleh. Di lain pihak perkembangan kehidupan masyarakt juga menuntut

ketersediaan informasi yang tinggi. Kedua hal tersebut saling terkait mendorong terciptanya globalisasi informasi. Semua ini akan terlaksana dengan baik bila penguasaan sains sebagai sumber teknologi dkuasai dengan baik. Disini peran PLS sebagai memberikan  informasi dan kursus-kursus kilat terutama pada masyarakat perkotaan karena lebih cepat terkena perkembangan ilmu dan teknologi.

11.     Bidang Bioteknologi
Kehidupan manusia modern yang bercirikan kemajuan dan penguasaan IPTEK meletakkan bioteknologi sebagai teknologi terkemuka dan menjadikannya sebagai teknologi harapan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi kesejahteraan umat manusi.
Dalam hal ini penerapan bioteknologi yang menguntungkan suatu Negara dan masyarakat adalah bioteknologi yang dapat digunakan secara langsung untuk mengatasi berbagai hal antara lain :
a.    Upaya peningkatan gizi
b.    Pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit
c.    Pemeliharaan lingkungan agar aman bagi kehidupan
d.   Upaya pengembangan efiseiensi produksi pangan, hewani seperti susu,keju dan daging.
e.    Industri hutan
f.     Industri obat-obatan
g.    Vaksinasin
h.    Energi
Untuk dapat berkembangnya bioteknologi secara baik diperlukan kemampuan penguasaan dalam bidang biologi, mikrobiologi, biokimia, genetika, fisika,kimia, dan rekayasa yang secara bersamaan mampu menguak tabir misteri kehidupan dan organisasi dari makhluk hidup.





















                                                                     BAB III
                                                                  PENUTUP

3.1  Simpulan
            Pada hakikatnya ilmu alamiah dasar adalah bukan suatu ilmu yang berdiri sendiri,  melainkan merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) sehingga dapat memberikan wawasan.
Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip.

3.2  Saran
             Ilmu pengetahuan tidak selamanya membuat manusia menjadi lebih beradap dan mencapai kesempurnaan hidup, tapi pengetahuan ini juga dapat menjadikan bencana bagi diri kita.
Jadi kita harus faham betul ilmu pengetahuan apa yang sedang kita pelajari. Sebagai calon  pendidik  kita seharusnya mampu menganalisis mana yang baik dan mana yang buruk.












                                                          DAFTAR PUSTAKA


 Drs. Nasrudin Harun, MS, dkk: Sains Dasar,Surabaya :  Unesa University Press, 2007



























26 December 2013

Antropologi Sosial

MAKALAH ANTROPOLOGI

KEBUDAYAAN SUKU MADURA

Disusun Oleh :
Sayyidusyuhur                        : (131034049)
Bambang Adi Suryono            : (131034072)
Mohammad Zainul Mifta          : (131034083)





PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGRI SURABAYA
(UNESA)
2013

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan hidayah -Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Hubungan Antara Linkungan Dengan Sanitasi Makanan Dan Hubungan Antara Polusi Udara Dengan Penyakit Kulit”.
Kami merancang makalah ini dengan bentuk se’sederhana mungkin untuk dapat di mengerti oleh para pembaca makalah ini, dan dapat diserapi akan ilmu pengetahuan yang tersirat di dalam makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi perbaikan makalah ini. Atasbantuan, arahan, danmotivasi yang senantiasadiberikanselamaini, dengansegalakerendahanhati, dari kelompok kamimenghaturkansegenapucapanterimakasih.




DAFTAR ISI
Kata Pengantar .....................................................................................................................  i
Daftar Isi ..............................................................................................................................  ii
Bab I Pendahuluan ............................................................................................................. 1
1.1         LatarBelakang .................................................................................................... 1
1.2         RumusanMasalah ............................................................................................... 1
1.3         Tujuan ................................................................................................................ 1
Bab II Pembahasan ............................................................................................................ 3
2.1         Sejarah dan Asal – Usul Suku Madura ............................................................... 3
2.2          Domisili dan.Daerah Pengembangannya ............................................................. 4
2.3         Adat Istiadat Suku Madura ................................................................................ 4
2.3.1   Kesopanan ............................................................................................... 4
2.3.2   Kehormatan ............................................................................................. 4
2.3.3   Agama ..................................................................................................... 5
2.3.4   Sistem Ekonomi ........................................................................................ 5
2.3.5   Stratifikasi Sosial ....................................................................................... 5
2.3.6   Keagamaan Suku Madura ......................................................................... 5
      
Bab III Penutup .................................................................................................................. 7
3.1         Simpulan ............................................................................................................ 7
3.2         Saran ................................................................................................................. 7


Daftar Pustaka ................................................................................................................... 8

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Kebudayaan adalah hasil pemikiran manusia yang dilakukan dengan sadar dalam kehidupannya. Kebudayaan bersifat dinamis, kebudayaan selalau berubah seiring dengan perkembangan zaman. Sebagai salah satu suku di Indonesia, Madura banyak menyimpan keunikan yang menjadi karakteristik Madura. Namun keunikan yang menjadi identitas madura itu, kini semakin hilang. semakin pudarnya budaya Madura di masyarakat, bahkan pada masyarakat Madura sendiri kekhasan madura sudah terlupakan. Terkikis oleh budaya luar. Hal itu juga diperparah dengan tidak adanya sarana prasarana untuk melestarikan budaya Madura. Jangankan Sarana resmi yang dinaungi pemerintah, dari pihak swasta atau masyarakat sendiri saja tidak ada yang menyediakan tempat atau wahana pelestarian budaya Madura.
Walaupun ada, kelayakannya jauh dari kata standar. Kondisi seperti ini tentu mempersulit bagi anak muda Madura untuk mengenali budayanya sendiri. Belum lagi faktor luar yang mempengaruhi anak muda membuat mereka mengenal, mencintai, dan memperaktekkan budaya luar yang jauh berbeda dengan dirinya. Kondisi inilah yang membuat saya mengangkat Taman Budaya Madura sebagai objek rancangan saya. Dengan harapan tempat ini nantinya bisa menjadi sarana yang nyaman untuk melestarikan budaya madura.

1.2  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
        Rumusan masalah dari objek rancang ini adalah, apakah pudarnya budaya Madura dikarenakan tidak adanya tempat khusus yang mewadahi atau mengaperesiasi kebudayaan madura?. Seperti yang telah penulis paparkan pada latar belakang bahwa kebudayaan madura saat ini mulai hilang. Menurut dugaan penulis hal itu terjadi karena tidak adanya tempat yang mewadahi kebudayaan Madura.

1.3     Tujuan
       Tujuan dari objek rancangan ini adalah Merencanakan dan merancang bangunan arsitektural taman budaya yang dapat berfungsi secara optimal dan memenuhi standarisasi
sesuai tuntutannya, sehingga tercapai keinginan untuk melestarikan budaya Madura dan semua khasanah Madura.
       Berikut adalah detail tujuan tujuan yang ingin dicapai pada bangunan ini:
1.3.1   Tujuan Edukatif
Sebagai sarana untuk memberikan pengetahuan ke-Madura-an kepada masyarakat
                 Madura, wisatawan, maupun peneliti.
1.3.2   Tujuan Promotif
Sebagai wadah untuk mengenalkan kepada masyarakat luas mengenai kebudayaan Madura.
1.3.3   Tujuan Rekreatif
Sebagai tempat wisata yang representatif bagi masyarakat luas pada umumnya dan           masyarakat Madura pada khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Sejarah dan Asal – Usul Suku Madura
     Ditinjau dari bukti sejarah yang ada, Madura pertama-tama muncul di dalam catatan sejarah melalui hubungannya dengan kerajaan Budha Shiva Singasari (abad ke-13) kemudian Majapahit (abad ke-14) di Jawa Timur. Lombard menulis tentang hal itu (1972: 259). Nama Madura, ditulis Madura, tertera tiga kali didalam Nagakertagama, terutama pada tembang XV.
     1. Menurut cerita jaman kuno (± abad pertama Masehi), yang ditulis diatas daun lontar, pada suatu saat kerajaan Mendangkawulan kedatangan musuh dari negeri Cina. Didalam peperangan tersebut Mendangkawulan berkali-kali menderita kekalahan, sehingga kedatangan seorang yang sangat tua dan berkata bahwa di Pulau Madu Oro (Madura) bertempat tinggal anak muda bernama Raden Segoro (Segoro = laut). Raja dianjurkan minta bantuan kepada Raden Segoro jika didalam peperangan ingin menang. Raden Segoro berangkat dengan membawa senjata Si Nengolo dan berperanglah untuk mengusir tentara Cina. Tentara musuh banyak yang tewas dan kerajaan Mendangkawulan menang dalam peperangan.

2. Cerita lain tentang kepahlawanan oerang-orang Madura, ialah terjadi sekitar berdirinya kerajaan Majapahit dalam abad ke 13, orang Maduralah yang membuka hutan Tarikdan mendapat bauh maja yang pahit, sehingga daerah baru tersebut disebut Majapahit. Tokoh-tokoh Madura di antaranya ialah Wiraraja, Lembu Sora, Ranggalawe, yang membantu Raden Wijaya sehingga mencapai punjak keberhasilannya dalam mendirikan kerajaan. Sewaktu Raden Wijaya dikejar oleh tentara Jayakatwang dan kerajaan Singosari runtuh, ia mengungsi ke Sumenep minta perlindungan dan bantuan kepada Raden Wiraraja dan sang Adipati Madura inilah yang menyusun rencana agar Raden Wijaya pewaris tahtakerajaan Singosari dapat kembali berkuasa. Memang Wiraraja atau yang disebut Banyak Wide adalah aktor intelektualitas yang memenangkan perang terhadap tentara Tartar yang dikirim oleh Kubelai Khan untuk menaklukkan kerajaan Jawa.
Tentara Tartar mengalahkan kerajaan Jayakatwang Kediri,tetapi tentara Tartar ini pula dihancurkan oleh Raden Wijaya dengan bantuan orang-orang Madura yang bersemangat tinggi dalam berperang untuk mengusir musuh.
3. Peristiwa lain terjadi disekitar abad ke 15, ketika Dempo Awang (Sam Poo Tualang) seorang Panglima Perang dari Negeri Cina nenunjukkan kekuasaannya kepada raja-raja di Jawa dan Madura, agar mereka tundek kepadanya. Didalam peperangan itu, Jokotole dari Madura melawan Dempo Awang yang menaiki kapal layar yang dapat berlayar di laut, diatas gunung diantara bumi dan langit. Demikian menurut cerita legenda. Didalam peperangan itu Jokotole mengendarai Kuda Terbang, pada suatu saat setelah ia mendengar suara dari pamannya (Adirasa), yang berkata "pukul", maka Jokotole menahan kekang kudanya dengan keras dan ia menoleh sambil memukul cemeti (cambuknya) mengenai musuhnya sehingga hancur luluh jatuh berantakan.
Menurut kepercayaan orang bahwa kapal Dampo Awang tersebut hancur luluh ketanah tepat di atas Bancaran (artinya, bâncarlaan), Bangkalan. Sementara Piring Dampo Awang jatuh di Ujung Piring yang sekarang menjadi nama desa di Kecamatan Kota Bangkalan. Sedangkan jangkarnya jatuh di Desa/Kecamatan Socah. Dan menurut cerita bahwa Sam Poo Tualang tersebut adalah seorang Laksamana Cina yang bernama Cheng Hoo.
4. Sewaktu Sultan Agung memimpin Mataram, Ia menjalankan politik pemerintahan untuk mempersatukan Jawa dan Madura, bahkan ingin mempersatukan seluruh kepulauan Nusantara, agar Kompeni sukar melebarkan sayapnya. Karena itu Sultan Agung kadang-kadang menjalankan politik kekerasan. Dalam tahun 1614 Surabaya ditaklukkakn, demikian pula Pasuruan dan Tuban. Akhirnya dalam tahun 1624, Madura mendapat giliran. Pendekatan yang kurang bijaksana menimbulkan peperangan yang dahsyat. Tentara Madura yang berjumlah 2.000 orang melawan pasukan Mataram yang berjumlah 50.000 orang. Perjuangan Rakyat Madura menunjukkan keberanian yang luar biasa, baik pria maupun wanita maju ke garis depan.
Sebanyak 6.000 orang tentara Mataram dapat ditewaskan, tetapi Sultan Agung tidak putus asa, yang gugur segera diganti. Akhirnya Madura dapat ditaklukkan. Satu-satunya keturunan raja Madura yang masih hidup adalah Raden Praseno yang masih belum dewasa. Ia dibawa ke Mataram oleh Sultan Agung dan setelh dewasa dikawinkan dengan salah seorang putri adik Raja Mataram. Dalam jaman Sultan Agung, Mataram ditakuti oleh Kompeni Belanda, tetapi setelah Amangkurat I berkuasa, Kompeni menjalankan politik pecah belah dan Amangkurat I tidak mempunyai kewibawaan. Pangeran Alit (adiknya sendiri) dicurigai dan diperintahkan untuk ditangkap dan dibunuh. Raden Maluyo ayah dari Trunojoyo juga menjadi korman. Akhirnya juga Cakraningrat I (Raden Praseno), penasehat umum kerajaan menjadi korban pembersihan. Trunojoyo maju ke depan hanya karena terdorong untuk membasmi ketidakadilan, kemungkaran dan anti penjajahan. Bukan kekuasaan dan kedudukan yang menjadi tujuan hidup Trunojoyo, dan ini terbukti waktu mahkota kerajaan Majapahit ada ditangan kekuasaannya. Mahkota ini secara turun-temurun jatuh ketangan raja-raja yang menguasai Jawa. Trunojoyo tidak pernah menempatkan mahkota Majapahit diatas kepalanya, pun juga tidak pernah menamakan dirinya sebagai Sesuhunan. Mahkota yang ada ditangannya dikembalikan kepada Susuhunan, asal saja Susuhunan mau ke Kediri dengan tidak berteman dengan Belanda (artinya: Amangkurat II diminta untuk memutuskan hubungannya dengan Belanda). Dalam abad ke 18 Kompeni Belanda mengadakan pembatasan-pembatasan serta penindasan-penindasan yang makin merajalela terhadap kekuasaan raja-raja dan rakyat Madura, sehingga di Madura Barat telah terjadi suatu perlawanan yang dipimpin oleh Cakraningrat IV. Tetapi perlawanan tersebut dapat dipatahkan karena Kompeni mendatangkan bala bantuan dari Batavia. Cakraningrat IV terus menyingkir ke Banjarmasin, tetapi akhirnya tertangkap pula disana, Cakraningrat IV terus dikirim ke Kaap de Goede Hoop, dan ia meninggal dunia disana pada tahun 1759.

Orang Madura memberinya nama Pangeran Sidengkap, karena Cakraningrat IV meninggal dunia di tempat pengasingannya yakni Kaap de Goede Hoop.

6. dalam masa pemerintahan Jepang, sejak tanggal 18 Agustus 1942, kekejaman tentara Jepang yang menginjak-nginjak nilai dan martabat rakyat Madura, serta keangkaramurkaannyatelah menimbulkan penderitaan yang membebani rakyat, sehingga ada tahun 1943 telah berkobar suatu pemberontakandi Desa Prajan, Sampang yang dipimpin pesantren setempat.
Kemudian ia dan serta pemimpin-pemimpin pesantren lainnya ditangkap dan ditembak mati. Akhirnya atas campur tangan Panglima Tentara Jepang (Seiko Sisikan) di Jakarta, mereka yang masih ditahan dibebaskan kembali dan pembantaian lebih lanjut dapat dihentikan.
lahirlah beberapa orang anak dengan nama-nama sebagai berikut :
1. Kiyahi Adipati Pranomo
2. Kiyahi Pratolo
3. Kiyahi Pratali
4. Pangeran Panagkan dan
5. Kiyahi Pragalbo.
Pada sauatu saat Demang Palakaran bermimpi bahwa kemudian hari yang akan menggantikan dirinya ialah Kiyahi Pragalbo yang akan menurunkan pemimpi2 masyarakat yang baik, putera yang tertua Pramono oleh ayahnya disuruh bertempat tinggal di Sampang dan memimpin pemerintah dikota itu. Ia kawin dengan puteri Wonorono di Pamekasan karena itu ia juga menguasai Pamekasan jadi berarti Sampang dan Pamekasan bernaung dalam satu kerajaan, demikian pula sewaktu Nugeroho (Bonorogo) menggantikan ayahnya yang berkeraton di Pamekasan dua daerah itu masih dibawah satu kekuasaan, setelah kekuasaan Bonorogo Sampang terpisah lagi dengan Pamekasan yang masing-masing dikuasai oleh Adipati Pamadekan (Sampang) dan Pamekasan dikuasai oleh Panembahan Ronggo Sukawati, kedua-duanya putera Bonerogo. Kemudian Sampang diperintah oleh Pangeran Adipati Mertosari ialah cucu dari puteri Pramono putera dari Pangeran Suhra Jamburingin, demikianlah diceritakan bahwa memang menjadi kenyataan Kiyahi Demang banyak menurunkan Raja-Raja di Madura.
Jokotole Setelah Jokotole selesai melakukan peperangan ia kembali ke Sumenep, tidak lama kemudian datanglah Adipodaj (ayah dari Jokotole) untuk menjumpai ibu Jokotole (Puteri Kuning).
Pulau Sapudi Setelah beberapa hari ke Sumenep, Ia lalu ke Sepudi membawa Puteri Kuning, pada waktu itu di Sepudi yang memerintah ialah nenek Jokotole Panembahan Blingi (Wilingi), setelah itu beliau meninggal dunia, setelah itu Adipodaj menggantikan ayahnya dengan gelar Penembahan Wiroakromo, menjalankan pemerintahan didaerah sekitar Sepudi, Panembahan ini dikenal sudah memeluk Islam siang dan malam suka memegang tasbih dari buah pohon Nyamplong, karena itu banyaklah orang menanam pohon Nyamplong tersebut. Keraton yang ia tempati disebut orang Desa Nyamplong, Adipodaj juga meninggal ditempat itu dan kuburannya disebut Asta Nyamplong yang hingga sekarang masih juga banyak orang yang berkunjng untuk berziarah.

Diceritakan bahwa Adipodaj memang menjalankan pemerintahannya dengan sangat bijaksana dan apa yang menjadi cita citanya dapat direalisir dengan baik, pohon nyamplong yang dianjurkan ditanam ternyata kayunya sangat baik untuk dijadikan alat-alat perahu, Pulau Sepudi dari dulu terkenal dengan sapinya yang sapi itu dilombakan di Madura dan terkenal dengan sebutan 'Kerapan Sapi'.
Menurut keterangan orang hal itu terjadi karena cara-cara Adipodaj memelihara ternak itu tetap tertanam dalam hati dan sanubari rakyat dan rakyat tidak berani merubahnya, petunjuk-petunjuk Adipodaj dalam memelihara ternak dan pertanian dianggap mempunyai kekuatan magis untuk diikutinya dan pelanggaran-pelanggaran dianggap dapat menimbulkan bahaya juga menjadi kebiasaan warga Sepudi, jika ada wabah penyakit menyerang penduduk disana mereka mengeluarkan alat-alat peninggalan Adipodaj (Calo', kodi, dsb) untuk diarak guna menolak adanya wabah penyakit tersebut.
Ratu Bangkalan Dalam literatur perkembangan Islam di Madura, sosok Raden Abdul Kadirun memang tidak banyak disebut. Sultan Bangkalan II ini memang lebih dikenal sebagai tokoh pemerintahan yang ulung.
Mewarisi Pemerintahan Sultan Bangkalan I (Sultan Abdul/Panembahan Adipati Tjakraadiningat I), Raden Abdul Kadirun berjasa memajukan wilayah di ujung Barat Madura ini. Tapi itu tidak serta merta menghapuskan perannya dalam penyebaran Islam. Raden Abdul Kadirun dikenal menjalankan pemerintahannya dengan prinsip-prinsip islami.
Saat memerintah pada 1815-1847 Islam berkembang dan menjadi warna yang dominan di masyarakat Bangkalan. Tak heran, Rato (pemimpin/pemerintah) ini begitu dihormati sosoknya. Tanda bahwa Sultan Abdul Kadirun begitu berjasa terhadap penyebaran Islam juga terlihat dari nisannya yang dibangun sedemikian megahnya, bak istana.
Terletak di sisi barat komplek Masjid Agung Bangkalan, makam Raden Abdul Kadirun ini selalu dipenuhi para peziarah, terutama saat Ramadan seperti sekarang ini. Siang, bahkan hingga larut malam alunan ayat suci Alquran berkumandang tanpa henti. Nyaris tidak ada tempat kosong di setiap sudut ruang komplek makam maupun masjid.
Nuansa bangunan kuno begitu kental dengan ukiran motif bunga dan lambang-lambang perjuangan saat mengusir penjajah. Salah satu nisan makam ada yang berbentuk mahkota kerajaan. Ini merupakan sebagai simbol seseorang yang masih keturunan pemimpin. Juru kunci makam Achmad Yahya mengatakan Raden Abdul Kadirun merupakan tokoh penting dalam sejarah Bangkalan, bahkan merupakan seorang pemimpin atau Bupati pertama yang berjuang melawan penjajah belanda.
Raden Abdul Kadirun merupakan keturan Ratu Ibu, yang terletak di Arosbaya. Yahya menambahkan, Raden Abdul Kadirun yang bergelar Sultan Cakra Adiningrat II ini juga masih mempunyai garis keturunan dengan Brawijaya. "Beliau mempunyai 16 orang anak, saat ini masih ada keturunannya dan sering nyekar ke komplek makam ini," terang pria sepuh ini.

Komplek makam tersebut, bisa dikatakan merupakan komplek makam keluarga. Hampir seluruh kerabat Sultan disemayamkan di sini. Bahkan, istri tercinta Sultan yakni R. Ayu Masturah atau Ratu Ajunan, beserta beberapa orang putranya disemayamkan secara bersebelahan dan berada dalam satu cungkup. Komplek makam bagian dalam yang dibangun sejak 1848 tertera jelas didominasi kultur Jawa.
"Berdasarkan pengakuan para ahli warisnya, Sultan masih keturunan Jawa dan senang wayang kulit," ungkap Yahya. Sementara itu, Muadzin Masjid Agung Bangkalan, Supardi mengatakan, jumlah pengunjung masjid dan komplek makam terus meningkat. Kebanyakan ingin beritikaf atau mengkhatamkan Alquran.
Sehingga, ketika Pangeran Cakraningrat I dan Raden Maluyo, ayahanda Pangeran Tronojoyo, gugur di medan pertempuran membela kedaulatan Mataram saat terjadi pemberontakan oleh Pangeran Alit, ternyata Sunan Amangkurat I memilih mengangkat Raden Undagan yang juga paman Pangeran Tronojoyo sebagai raja di Madura Barat dengan gelar Cakraningrat II.
Padahal, bardasarkan garis keturunan kerajaan Madura Barat, sebenarnya Pangeran Tronojoyo paling berhak meneruskan dinasti kerajaan kakeknya Pangeran Cakraningrat I. Namun, karena ambisi kedua kakek dan pamannya ini serta politik devede et impera yang dilakukan Belanda, akhirnya Pangeran Tronojoyo tersingkir dari kursi singgasana Kerajaan Madura Barat.
Akhirnya, Pangeran Tronojoyo pun melakukan pemberontakan. Ini terjadi sekitar tahun 1648 M. Pangeran Cakraningrat II lalu memindahkan kembali istana Kerajaan Madura Barat dari Madegan, Kelurahan Polagan, Sampang ke Desa Pelakaran, Arosbaya, Bangkalan. Karena pada saat itu, pasukan Pangeran Tronojoyo yang tidak mau bekerja sama dengan penjajah Belanda berhasil membumihanguskan istana kerajaan di Madegan.
Sejak saat itulah, sejarah keberadaan dinasti Kerajaan Madura Barat yang pernah mengalami masa kejayaannya di Madegan, Polagan, Sampang mulai memudar, bahkan menghilang. Ditambah lagi, setelah Pangeran Tronojoyo gugur dalam medan pertempuran melawan kebatilan yang dilakukan kedua kakek dan pamannya serta mengusir penjajah Belanda dari bumi pertiwi.

Menurut ahli sejarah Sampang Drs. Ali Daud Bey, sampai saat ini silsilah keturunan Pangeran Tronojoyo yang dilahirkan di Kampung Pebabaran Rongtengah, Sampang ini, belum ditemukan. Karena dari buku-buku literatur para pakar sejarawan Belanda, tidak ada satu pun yang menulis tentang perjuangan Pangeran Tronojoyo dalam melakukan pemberontakan mengusir penjajah Belanda dari daerah kekuasaan Mataram.
Ratu Bangkalan Warga Kabupaten Bangkalan tentunya boleh berbangga hati, lantaran disana menyimpan beribu macam potensi wisata yang tidak ada duanyadi kota lain di wilayah Pulau Madura. Karena disana terdapat sebuah makam seorang ibu, menurut ceritanya yang melahirkan raja-raja Madura. Bangunan berusia ratusan tahun tersebut, hingga kini masih berdiri kokoh. Obyek wisata ziarah itu merupakan salah satu asset Kabupaten Bangkalan, yeng ternyata tetap terawat baik.
Pasarean Aer Mata tadi pada tahun 1970 lalu terancam hancur. Diantara tiga Cungkup utama sebagai penyangga rapuh, beberapa "Kemuncak" (hiasan pagar) banyak berjatuhan disekitar kompleks, karena tidak terawat. Maka pada tahun 1978, Kasi Depdikbud Bangkalan yang saat itu dijabat oleh Ny. Hari Siyanto melaporkan tentang kondisi tempat bersejarah di Bangkalan kepada pemerintah Pusat. Rupanya laporan tadi mendapat perhatian besar sehingga dilakukan pemugaran pada tahun 1979 lalu dan 1987 diresmikan oleh Mendikbud Prof. Dr. Fuad Hasan.
Sultan Agung Bangkalan
sena, putera Pangeran Tengah dari Arosbaya disertai Pangeran Sentomerto, saudara dari ibunya yang berasal dari Sampang, dibawa oleh Panembahan Juru Kitting beserta 1000 orang Sampang lainnya ke Mataram. Di Mataram Prasena diterima dengan senang hati oleh Sultan Agung, yang sekanjutnya diangkat sebagai anak.
Bahkan, kemnudian Prasena dinobatkan sebagai penguasa Madura yang bergelar Cakraningrat I. Dia dianugerahi hadiah uang sebesar 20 ribu gulden dan berhak memakai payung kebesaran berwarna emas. Sebaliknya, Cakraningrat I diwajibkan hadir di Mataram setahun sekali. Karena selain menjadi penguasa Madura, dia juga punya tugas-tugas penting di Mataram. Sementara pemerintahan di Sampang dipercayakan kepada Pangeran Santomerto.
Cakraningrat I kemudian menikah dengan adik Sultan Agung, namun hingga istrinya, meninggal dia tidak mendapat keturunan. Kemudian Cakraningrat I menikah dengan Ratu Ibu, yang masih keturunan Sunan Giri. Dari perkawinannya kali ini dia menmpunyai tiga orang anak, yaitu RA Atmojonegoro, R Undagan dan Ratu Mertoparti. Sementara dari para selirnya dia mendapatkan sembilan orang anak, salah satu di antaranya adalah Demang Melaya.
Sepeninggal Sultan Agung tahun 1645 yang kemudian diganti oleh Amangkurat I, Cakraningrat harus menghadapai pemberontakan Pangeran Alit, adik raja. Tusukan keris Setan Kober milik Pangeran Alit menyebabkan Cakraningrat I tewas seketika. Demikian pula dengan puteranya RA Atmojonegoro, begitu melihat ayahnya tewas dia segera menyerang Pangeran Alit, tapi dia bernasib sama seperti ayahnya.
Cakraningrat I diganti oleh Undagan. Seperti halnya Cakraningrat I, Undagan yang bergelar Cakraningrat II ini juga lebih banyak menghabiskan waktunya di Mataram. Di masa pemerintahannya, terjadi pemberontakan putra Demang Melaya yang bernama Trunojoyo terhadap Mataram.
Pemberontakan Trunojoyo diawali dengan penculikan Cakraningrat II dan kemudian mengasingkannya ke Lodaya Kediri. Pemberontakan Trunojoyuo ini mendapat dukungan dari rakyat Madura. Karena Cakraningrat II dinilai rakyat Madura telah mengabaikan pemerintahan Madura.
Kekuatan yang dimiliki kubu Trunojoyo cukup besar dan kuat, karena dia berhasil bekerja sama dengan Pangeran Kejoran dan Kraeng Galesong dari Mataram. Bahkan, Trunojoyo mengawinkan putrinya dengan putra Kraeng Galesong, unutk mempererat hubungan.
Tahun 1674 Trunojoyo berhasil merebut kekuasaan di Madura, dia memproklamirkan diri sebagai Raja Merdeka Madura barat, dan merasa dirinya sejajar dengan penguasa Mataram. Berbagai kemenangan terus diraihnya, misalnya, kemenangannya atas pasukan Makassar (mei 1676 ) dan Oktober 1676 Trunojoyo menang atas pasukan Mataram yang dipimpin Adipati Anom.
Selanjutnya Trunojoyo memakai gelar baru yaitu Panembahan Maduretna. Tekanan-tekanan terhadap Trunojoyo dan pasukannya semakin berat sejak Mataram menandatangani perjanjian kerjasama dengan VOC, tanggal 20 maret 1677. Namun tanpa diduga Trunojoyo berhasil menyerbu ibukota Mataram, Plered. Sehingga Amangkurat harus menyingkir ke ke barat, dan meninggal sebelum dia sampai di Batavia.

Benteng Trunojoyo sedikit demi sedikit dapat dikuasai oleh VOC. Akhirnya Trunojoyo menyerah di lereng Gunung Kelud pada tanggal 27 Desember 1679. Dengan padamnya pemberonrtakan Trunojoyo. VOC kembali mengangkat Cakraningrat II sebagai penguasa di Madura, karena VOC merasa Cakraningrat telah berjasa membantu pangeran Puger saat melawan Amangkurat III, sehingga Pangeran Puger berhasil naik tahta bergelar Paku Buwono I. Kekuasaan Cakraningrat di Madura hanya terbatas pada Bangkalan, Blega dan Sampang.

Pemerintahan Madura yang mulanya ada di Sampang, oleh Cakraningrat II dipindahkan ke Tonjung Bangkalan. Dan terkenal dengan nama Panembahan Sidhing Kamal, yaitu ketika dia meninggal di Kamal tahun 1707, saat dia pulang dari Mataram ke Madura dalam usia 80 tahun. Raden Tumenggung Sosrodiningrat menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Bupati Madura barat dengan gelar Cakraningrat III.
Tumenggung Surahadiningrat yang diutus Cakraningrat untuk menghadapi pasukan Pamekasan ternyata menyerang pasukan Cakraningrat sendiri dengan bantuan pasukan Sumenep. Sekalipun Cakraningrat meninggal, pergolakan di Madura masih terus terjadi.
Cakraningrat III digantikan oleh Timenggung Surahadiningrat dengan gelar Cakraningrat IV. Awal pemerintahan Cakraningrat IV diwarnai banyak kekacauan. Pasukan Bali dibawah kepemimpinan Dewa Ketut yang sebelumnya diminta datang oleh Cakaraningrat III, datang dengan membawa 1000 prajurit.
Tahu yang meminta bantuan sudah meninggal dan situasi telah berubah, pasukan Bali menyerang Tonjung. Cakraningrat yang sedang berada di Surabaya memerintahkan adiknya Arya Cakranegara untuk mengusir pasukan Bali. Tetapi Dewa Ketut berhasil membujuk Cakranegara untuk berbalik menyerang Cakraningrat IV. Tetapi dengan bantuan VOC, Cakranoingrat IV berhasil mengusir pasukan Arya Cakranegara dan Bali.
Kemudian dia memindahkan pusat pemerintahannya ke Sambilangan. Suatau peristiwa yang terkenal dengan Geger Pacina (pemberontakan masyarakat Cina) juga menjalar ke Mataram. Cakraningrat IV bekerjasama dengan VOC memerangi koalisi Mataram dan Cina ini. Namun hubungan erat antar Madura denga VOC tidak langgeng. Cakraningrat menyatakan perang dengan VOC karena VOC telah berkali-kali melanggar janji yang disepakati.
Dengan bekerja sama dengan pasukan Mengui Bali, Cakraningrat berhasil mengalahkan VOC dan menduduki Sedayu, Lamongan, Jipang dan Tuban. Cakranoingrat juga berhasil mengajak Bupati Surabaya, Pamekasan dan Sumenep untuk bersekutu melawan VOC. Tapi Cakraningrat tampaknya harus menerima kekalahan, setelah VOC mengerahkan pasukan dalam jumlah besar. Cakraningrat dan dua orang putrinya berhasil melarikan diri ke Banjarmasin, namun oleh Raja Bajarmasin dia ditangkap dan diserahkan pada VOC.
Cakraningrat diasingkan ke Kaap De Goede Hoop (Tanjung Penghargaan). dan meninggal di tempat pembuangannya, sehingga dia juga dikenal dengan nama Panembahan Sidengkan
Sebelum abad ke 18, Madura terdiri dari kerajaan-kerajaan yang saling bersaingan, akan tetapi sering pula bersatu dengan melaksanakan politik perkawinan. Di antaranya kerajaan-kerajaan tersebut adalah Arosbaya, Blega, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. dalam abad ke 18 Kompeni Belanda mengadakan pembatasan-pembatasan serta penindasan-penindasan yang makin merajalela terhadap kekuasaan raja-raja dan rakyat Madura, sehingga di Madura Barat telah terjadi suatu perlawanan yang dipimpin oleh Cakraningrat IV. Tetapi perlawanan tersebut dapat dipatahkan karena Kompeni mendatangkan bala bantuan dari Batavia. Cakraningrat IV terus menyingkir ke Banjarmasin, tetapi akhirnya tertangkap pula disana, Cakraningrat IV terus dikirim ke Kaap de Goede Hoop, dan ia meninggal dunia disana pada tahun 1759, Orang Madura memberinya nama Pangeran Sidengkap, karena Cakraningrat IV meninggal dunia di tempat pengasingannya yakni Kaap de Goede Hoop.
     Dalam masa pemerintahan Jepang, sejak tanggal 18 Agustus 1942, kekejaman tentara Jepang yang menginjak-nginjak nilai dan martabat rakyat Madura, serta keangkaramurkaannyatelah menimbulkan penderitaan yang membebani rakyat, sehingga ada tahun 1943 telah berkobar suatu pemberontakandi Desa Prajan, Sampang yang dipimpin pesantren setempat.
     Islam di Madura Seperti yang di kemukakan di atas bahwa Sunan Giri jang menyebarkan Agama Islam di Pulau Madura, akan tetapi sebelum itu sudah banyak pedagang-pedagang Islam misalnya dari Gujarat yang singgah dipelabuhan-pelabuhan pantai madura, terutama dipelabuhan kalianget. Antar aksi yang berpuluh-puluh tahun antara penduduk asli dengan para pedagang sebagai pendatang tentu membawa pengaruh terhadap kebudayaan dan kepercayaan mereka, diceritakan disuatu daerah didekat desa Persanga di Sumenep datang seorang penyiar Agama Islam. Ia memberi pelajaran Agama Islam di Pulau Sumenep, diceritakan pula bahwa seorang santri telah dianggap dapat melakukan rukun agam Islam maka ia lalu dimandikan dengan air dengan dicampuri macam-macam bunga yang baunya sangat harum, dimandikan secara demikian disebut dengan "e dusdus", karena itu tempat dimana dilakukan upacara dinamakan desa "Padusan". Kampung Padusan ini termasuk desa Pamolokan kota Sumenep, guru yang memberi pelajaran agama itu disebut "Sunan Padusan" menurut riwayat hidupnya ia keturunan dari Arab ayahnya bernama Usman Hadji, anak dari Raja Pandita saudara dari Sunan Ampel. Pada waktu itu rakyat sangat suka mempelajari Agama Islam sehingga mempengaruhi kepada Rajanya ialah pangeran jokotole yang lalu masuk Islam.
     Sunan Padusan itu lalu dipungut menjadi anak menantu Jokotole tempat tinggal Sunan padusan itu mula-mula di desa Padusan lalu pindah kekeraton Batuputih. Penyebaran agama Islam ini terus meluas tidak hanya di pantai-pantai Pulau Madura, tetapi juga sampai kepelosok-pelosok desa, karena itu penduduk Madura hingga sekarang boleh dikatakan 99% beragama Islam. Demikian pula kebudayaan Arab masuk ke Madura bersama meluasnya Agama Islam. Karena itu kesenian Hadrah, gambus, zamrah terdapat sampai kepelosok-pelosok desa dan kampung sehingga boleh dikatakan sudah menjadi kebudayaan Madura.

2.2         Domisili dan.Daerah Pengembangannya
Di samping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta ke Jakarta, Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi, dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura disebabkan oleh kesenjangan sosial.
2.3         Adat Istiadat Suku Madura
               Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang keras dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat.

 Madura adalah benteng Islam di Indonesia sebab kekentalan agamis masyarakat dan akar faham yang sangat kuat sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan Larung Sesaji). Jadi tidak perlu heran Jika Aceh dikenal sebagai serambi Mekkah, maka Madura adalah serambi Madinah-nya. unsur – unsur prilaku kehidupan sehari – hari yaitu :
2.3.1        Kesopanan
Walau orang di luar Madura menilai mereka sangat kasar, namun penghormatan terhadap nilai-nilai kesopanan sangat tinggi sekali. Dasar utama dari nilai-nilai kesopanan adalah penghormatan orang Madura kepada orang lain, terutama yang lebih tua. Nilai-nilai kesopanan ini mengatur hubungan antargenerasi, kelamin, pangkat dan posisi sosial.

2.3.2        Kehormatan
Harga diri atau martabat adalah nilai yang sangat mendasar dalam masyarakat Madura. Harga diri harus selalu dipertahankan agar tidak diremehkan orang lain. Dasar utama dari harga diri adalah rasa malu (rasa malo atau todus). Orang Madura selalu menekankan bahwa tambana todus mate' (obatnya malu adalah mati). lebih bagus apote tolang etembang apote mata (lebih baik mati daripada malu tidak dapat mempertahankan harga diri). Nilai-nilai harga diri bagi masyarakat Madura selain berkaitan dengan ego, wanita dan agama juga berkait erat dengan masalah tanah dan air.

2.3.3        Agama
Simbol keagamaan yang seringkali digunakan adalah kyai. Itulah yang menyebabkan lapisan atas pada stratifikasi sosial ditempati oleh para kiai. Mereka bukan hanya sebagai pemuka agama namun juga sebagai pemimpin masyarakat. Para kyai dipandang memiliki kendali legitimasi dan otoritas kharismatis, sehingga buah pikirannya mudah sekali untuk disepakati. mereka memiliki sebuah peribahasa "Lebbi Bagus Pote Tollang, atembang Pote Mata". Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata), Tradisi carok juga berasal dari sifat itu.

2.3.4        Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi suku Madura sangatlah royal, dalam arti sangat senang merayakan adat istiadatnya dengan cara besar – besaran, namu dikala itu orang Madura selalu senang mengumpulkan harta untuk hari hari selanjutnya.

2.3.5        Stratifikasi Sosial
Ø Oreng Kene’ / Dume’ = Sebagai Lapisan Terbawah, Yaitu : masyarakat  yang biasanya kebanyakan bekerja sebagai petani – nelayan, pengrajin dan orang yang tidak mempunyai mata pencaharian tetap.
Ø Ponggaba, Yaitu : orang yang bekerja di Instansi normal terutama di Kantor Pemerintah.
Ø Parjaji, Yaitu : Lapisan masyarakat yang berada paling atas.
2.3.6        Sistem Pernikahan
Dalam adat Madura, Jawa Timur, prosesi pernikahan dimulai dengan acara lamaran. Sebelum melamar, pihak laki-laki biasanya memberi kabar terlebih dahulu kepada pihak perempuan yang akan dinikahinya, dalam adat Madura disebut ngangini. Pemberian hadiah kepada calon pengantin dalam adat Madura ini disebut ater tolo atau alamar nyaba “jajan”. Pertemuan kedua keluarga calon pengantin dilakukan juga nyeddek temo, yaitu penentuan hari dan tanggal pernikahan. Kebanyakan orang Madura sering menikah dengan saudara sendiri, karena harta yang dimiliki tidak jatuh pada orang yang belum akrap di kenalnya.

Persiapan kecantikan tubuh dalam adat Madura dilakukan 40 hari sebelum waktu pesta pernikahan. Selama 40 hari, sang calon pengantin perempuan dipingit dirumah. Dipingit berarti tidak boleh keluar rumah selama waktu yang ditentukan. 
Untuk perawatan kecantikan kulit sang perempuan biasanya menggunakan berbagai macam bedak, yaitu bedak penghalus kulit, bedak dingin, bedak mangir wangi, dan bedak bida yaitu bedak tradisional untuk menyehatkan kulit, menghaluskan wajah, menjadikan kulit kuning langsat, dan menghilangkan bau badan. Selain itu calon pengantin perempuan juga merawat rambut  dengan wangi-wangian dan dupa.
Pakaian resepsi pernikahan pengantin Madura tidak  berbeda dengan pakaian adat dari daerah lain di Jawa. Dalam pernikahan Madura, pengantin laki-laki mengenakan baju adat yang disebut beskap dengan kain panjang.Pengantin laki-laki juga mengenakan blangkon yaitu penutup kepala tradisional dari Jawa.Saat memakai pakaian pernikahan, pengantin laki-laki ditemani oleh orang tua dan kerabat keluarga yang dituakan.Sedangkan pengantin perempuan mengenakan kebaya, yaitu pakaian tradisional Jawa untuk perempuan, dan juga kain panjang.Setelah kedua pengantin resmi dinikahkan secara agama, resepsi pernikahan kemudian diselenggarakan pada malam harinya.Resepsi pernikahan biasanya dilakukan di rumah keluarga perempuan.Namun dalam era modern ini banyak pasangan pengantin yang melangsungkan pesta pernikahan dengan menyewa tempat di hotel atau tempat lainnya.
Resepsi pernikahan dalam adat Madura dilakukan selama tiga malam berturut-turut.Pada resepsi malam pertama, kedua mempelai pengantin datang ke tempat resepsi dengan diiringi para perias dan para kerabat yang dituakan.Setelah kedua mempelai tiba, diselenggarakanlah upacara muter dulang yaitu upacara ketika pengantin perempuan duduk bersila diatas sebuah baki, yaitu tempat untuk menyajikan makanan yang besar.Setelah itu, pengantin laki-laki datang dengan jalan jongkok menuju kearah pengantin perempuan. Pengantin laki-laki kemudian memutar baki yang diduduki oleh pengantin  perempuan. 
Upacara memutar baki ini melambangkan kesiapan pengantin laki-laki untuk memutar roda kehidupan rumah tangga. Setelah memutar baki yang diduduki oleh pengantin perempuan, pengantin laki-laki memegang kepala sang perempuan dengan mengucapkan kalimat, “Aku adalah suamimu dan engkau adalah isteriku”. Kemudian pengantin laki-laki mengajak pengantin perempuan berjalan menuju pelaminan.Pada resepsi malam pertama ini kedua pengantin mengenakan busana pengantin tradisional yang disebut lega.
Pada resepsi malam yang kedua  pengantin mengenakan busana pengantin yang disebut kaputren. Pada malam kedua ini para tamu yang datang ke pesta hanya terdiri dari para kerabat yang dituakan dan kerabat dekat.Pada resepsi malam ketiga, kedua pengantin mengenakan riasan khusus yang disebut rias lilin dengan kebaya putih dan hiasan melati sebagai simbol kesucian.Setelah resepsi malam ketiga selesai, keesokan harinya kedua pengantin melakukan kunjungan kerumah keluarga dan kerabat. Pada setiap kunjungannya, pengantin perempuan akan diberi ontalan yaitu kalimat ucapan “selamat menempuh hidup baru”.

2.3.7        Keagamaan Suku Madura
Ø Madura memiliki kekayaan kesenian tradisional yang amat banyak.
·      Tembang Macapat
Tembang yang dipakai sebagai media untuk memuji Allah sebelum dilaksanakan shalat wajib, tembang tersebut penuh sentuhan lembut dan membawa kesahduan jiwa.



Lambat laun tembang ini dipakai untuk mengajak masyarakat Madura mencintai ilmu pengetahuan dan membenahi kerusakan moral yang telah terjadi di Madura.
·      Saronen.
Musik sangat serbaguna yang mampu menghadirkan nuansa sesuai dengan kepentingannya. kebanyakan dilantunkan pada hari senin. Musik saronen merupakan perpaduan dari beberapa alat musik, tetapi yang paling dominan adalah alat musik tiup berupa kerucut. Nah alat musik tiup itulah yang disebut dengan seronen.
·      Tari Duplang
Gerakan tari tradisional ini di setiap gerakannya selalu menampilkan kata-kata yang tertera dalam Al Qur’an seperti lafadz Allah Tari yang spesifik, unik, Keunikan dari tarian ini disebabkan karena tarian ini merupa kan sebuah penggambaran kehidupan seorang wanita desa. Wanita yang bekerja keras sebagai petani yang selama ini terlupakan. Dijalin dan dirangkai dalam gerakan-gerakan yang sangat indah, lemah-lembut, dan lemah gemulai.
Berbeda dengan tarian Muang, tari Duplang merupakan tarian yang unik dan langka. Unik  karena tarian ini merupakan suatu gambaran prosesi  kehidupan seorang wanita desa. Di dalam tarian ini mengandung suatu pesan, yaitu masih terlupakannya wanita desa yang bekerja sebagai petani. Tarian ini diciptakan oleh seorang penari keraton yang bernama Nyi Raisa.
·      Upacara Sandhur Pantel
Upacara ritual untuk para masyarakat madura yang berprofesi sebagai petani atau nelayan. sebuah upacara ritual untuk para masyarakat Madura yang berprofesi sebagai petani atau nelayan. Upacara rital ini merupakan upacara yanag menghubungkan manusia dengan makhluk ghaib atau sebagai sarana komunikasi manusia dan Tuhan Pencipta Alam Semesta. Bentuk upacara ini berupa tarian dan nyayian yang diiringi music.
BAB III
PENUTUP
3.1         KESIMPULAN
Ø  Suku Madura selalu menjaga kebudayaanya.
Ø  Menjaga dan melestarikan kebudayaan yang mereka miliki.
Ø  Keberadannya selalu dihormati, dan namun ditakuti oleh kebanyakan orang , karena watak yang mereka miliki sangatlah keras.
Ø  Selalu menjaga harga dirinya, tak ingin harga dirinya direndahkan.
Ø  Sifat kesopanan terhadap orang lain sangatlah tinggi.
Ø  Tentang ekonomi, mereka sering sekali menyisihkan uangnya untuk tarap hidup yang jangka pajang.

3.2         SARAN
Sedikit saran dari kami, suku Madura sangatlah menghoramti adat istiadatnya, selalu melestarikaanya, meskipun dalm keadaan zaman semakin maju, kebudayaannya banyak sekali dikenal dikalangan suku – suku lain, misalnya kerapan sapi yang sering diadakan setiap satu tahun sekali, muncul rasa kebersamaan, dan memperbanyak saudara.


Daftar Pustaka