24 February 2014

Filsafat Pendidikan

Nama              : Mohammad Zainul MIfta
Nim                 : 13010034083

A.       PENGERTIAN FILSAFAT
Banyak pendapat tentang filsafat, beberapa yang berpresi terhadap Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagisegala sesuatu berdasarkan pikiran/ rasio belaka. Filsafat berasal dari Griek berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan), tahu dengan mendalam, hikmah
Kata filsafat berasal dari kata ‘philosophia’ (bahasa Yunani),  yang artinya ‘mencintai kebijaksanaan’. Sedangkan dalam bahasa Inggris kata filsafat disebut dengan istilah ‘philosophy’, dan dalam bahasa Arab disebut dengan istilah ‘falsafah’, yang biasa diterjemahkan dengan ‘cinta kearifan’.
Istilah philosophia memiliki akar kata philien yang berarti mencintai  dan sophos yang berarti bijaksana. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Sedangkan orang yang berusaha mencari kebijaksanaan atau pencinta pengetahuan disebut dengan filsuf atau filosof.
Proses mencari kebenaran itu melalui beberapa tahap. Tahap pertama, manusia berspekulasi dengan pemikirannya tentang semua hal. Kedua, dari berbagai spekulasi disaring menjadi beberapa buah pikiran yang dapat diandalkan.  Tahap ketiga, buah pikiran tadi menjadi titik awal dalam mencari kebenaran (penjelajahan pengetahuan yang didasari kebenaran), kemudian berkembang sebagai ilmu pengetahuan, seperti matematika, fisika, hukum, politik, dan lain-lain.
Berikut definisi filsafat yang dikemukakan para ahli:
1.         Pythagoras (572-497 M). Dalam tradisi filsafat zaman Yunani Kuno, Pythagoras adalah orang yang pertama-tama memperkenalkan istilah philosophia, yang kemudian dikenal dengan istilah filsafat. Pythagoras memberikan definisi filsafat sebagai the love of wisdon. Menurutnya, manusia yang paling tinggi nilainya adalah manusia pecinta kebijakan (lover of wisdom), sedangkan yang dimaksud dengan wisdom  adalah kegiatan melakukan perenungan tentang Tuhan. Pythagoras sendiri menggap kebijakan yang sesungguhnya hanya dimiliki Tuhan semata-mata.
2.         Socrates (469-399 SM).  Ia adalah seorang filosof dalam bidang moral yang terkemuka setelah Thales pada zaman Yunani Kuno. Socrates memahami bahwa filsafat adalah suatu peninjauan diri yang bersifat reflektif atau perenungan terhadap asas-asas dari kehidupan yang adil dan bahagia (principles of the just and happy life).
3.         Plato (427-347 SM). Seorang sahabat dan murid Socrates ini telah mengubah pengertian kearifan (sophia) yang semula berkaitan dengan soal-soal praktis dalam kehidupan menjadi pemahaman intelektual. Menurutnya, filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli. Dalam Republika, Plato menegaskan bahwa para filosof adalah pecinta pandangan tentang kebenaran (vision of the truth). Dalam pencarian terhadap kebenaran tersebut, filosof yang dapat menemukan dan menangkap penegtahuan mengenai ide yang abadi dan tak pernah berubah. Dalam konsepsi Plato, filsafat merupakan pencarian yang bersifat speklutaif atau perekaan terhadap keseluruhan kebenaran. Maka filsafat Plato kemudian dikenal dengan nama Filsafat Spekulatif.
4.         Aristoteles (384-332 SM). Aristoteles adalah seorang murid Plato yang terkemuka. Dalam pandangannya, seringkali Aristoteles bersebrangan dengan pendapat gurunya, namun pada prinsipnya, Aristoteles mengembalikan paham-paham yang dikemukakan oleh gurunya tersebut. Berkenaan dengan pengertian filsafat, Aristoteles mengemukakan bahwa sophia (kearifan) merupakan kebajikan intelektual tertinggi. Sedangkan philosophia merupakan padanan kata dari episteme dalam arti suatu kumpulan teratur pengetahuan rasional mengenai sesuatu objek yang sesuai. Adapun pengertian filsafat menurut Aristoteles, adalah ilmupengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.
5.         Prof. Dr. Fuad Hassan guru besar psikologi universitas indonesia menyimpulkan bahwa filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berfikir radikal dalam arti mulai dari radix suatu gejala dari akar suatu hal yang hendak dimasalahkan, dan dengan jalan penjajagan yang radikal filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan kesimpulanm yang universal.
6.         Harold H.Titus mengemukakan 4 pengertian filsafat. adalah :
1)      Satu sikap tentang hidup dan tentang alam semesta.
2)      Filsafat adalah satu metode pemikiran reflektif dan penyelidikan Akliah.
3)      Filsafat adalah satu perangkat masalah.
4)      Fissafat ialah satu perangkat teori atau isi.

B.       FILSAFAT ILMU
Ilmu berasal dari kata ”alima (bahasa arab) yang berarti tahu, jadi ilmu maupun science secara etimologis berarti pengetahuan. Sedangkan Filsafat Ilmu Merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Filsafat Ilmu merupakan cabang ilmu filsafat  yang hendak mengkaji ilmu dari sisi filsafat untuk memberi jawaban terhadap sejumlah pertanyaan yang mencakup apa itu ilmu (ONTOLOGI), Bagaimana ilmu itu diperoleh (dijawab dengan epistemologi) dan untuk apa ilmu itu dilahirkan (aksiologi). Filsafat ilmu mempersoalkan dan mengkaji segala persoalanyang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, fisik, dan metafisik. Filsafat ilmu memfokuskan pembahasan dalam metodologi ilmu pengetahuan.
·         SIFAT-SIFAT ILMU 
1.    RASIONAL : proses pemikiran yang berlangsung dalam ilmu itu harus dan hanya tunduk pada hukum-hukum logika.
2.    EMPIRIS : kesimpulan yang didapatnya harus dapat ditundukkan pada verifikasi pancaindra manusia.
3.    SISTEMATIS : fakta yang relevan itu harus disusun dalam suatu kebulatan yang konsisten.
4.    UMUM harus dapat dipelajari oleh setiap orang, tidak bersifat esoterik

5.    AKUMULATIF : Kebenaran yang diperoleh selalu dapat dijadikan dasar untuk memperoleh kebenaran yang baru