18 December 2014

Apa sih jenang Kudus itu?

Jenang Kudus


http://kratonpedia.com/data/user/jenang_kudus/17.jpg
Jenang kudus adalah makanan khas Indonesia. Namun, anda tidak hanya akan menjumpainya di dalam negeri, seperti di Jawa, tetapi juga di Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, dan Arab Saudi.
Menjadi makanan khas Indonesia, jenang juga menyiratkan pergumulan usaha dalam tempo relatif panjang dan sarat tantangan serta bukan sebuah kebetulan. Di suatu saat kelak sejarah akan mencatat kiprah jenang kudus alias dodol Citra Persada di pentas dunia. Itulah salah satu rumusan membangun sinergi mewujudkan visi dari perusahaan jenang kudus, yang tengah menapaki usianya ke-100 tahun tepat pada 5 Oktober 2010.
Menurut cerita rakyat, jenang kudus lahir ketika Sunan Kudus (salah satu anggota Wali Sanga) menguji kesaktian salah satu muridnya yang bernama Syech Jangkung alias Saridin dengan menyuruhnya memakan bubur gamping di tepi Sungai Gelis di wilayah Desa Kaliputu.
Padahal, gamping adalah salah satu hasil tambang yang sebagian besar mengandung kalsium karbonat dan biasanya dicampur dengan semen untuk digunakan sebagai bahan pembuatan tembok.
Dalam perjalanan modernisasi tersebut, juga diperoleh banyak sekali masukan dari berbagai kalangan yang tersebar hampir di seluruh Indonesia.
Di antaranya yang menonjol, menurut Hilmy, penggunaan merek dagang yang asli bernama jenang kudus, Mubarok, atau dodol.Jenang bagi sebagian besar warga Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), atau Jawa Timur tidak asing lagi. Sebaliknya, di luar ketiga provinsi ini tidak banyak yang tahu. Justru mereka lebih mengenal nama dodol.
Padahal, dodol selama ini dikenal sebagai makanan khas dari Jawa Barat (pusatnya di Garut). ”Lucunya ketika kami mengadakan studi banding ke perusahaan dodol terkenal PT Herlinah Cipta Pratama, produsen dodol cap/merek Picnic, perusahaan ini justru kali pertama mempelajari proses produksi jenang di Kudus. Itu pun dilakukan pada tahun 1940. Ada empat narasumber yang menyatakan bahwa dodol itu asalnya memang dari Kudus,” ujar Hilmy.
Kudus merupakan kota yang terkecil di Provinsi Jawa Tengah dengan berbagai potensi yang dimiliki mulai dari kekayaan industri, budaya, pertanian sampai pada makanan dan oleh-oleh khas Kudus. Oleh-oleh yang melekat karena citarasa yang khas tak lain adalah Jenang Kudus. Penganan  ini terbuat dari tepung beras, santan, dan gula jawa.
Ada hal unik mengenai asal muasal Jenang di Kudus ini beberapa sumber menceritakan adanya Tradisi Tebokan. Kirab Tebokan merupakan salah satu bentuk pelestarian tradisi dan sejarah pembuatan jenang. Hal itu tidak terlepas dari kisah Mbah Dempok dan cucunya. Konon, ketika Mbah Dempok Soponyono sedang bermain burung dara di tepi Sungai Kaliputu, cucunya tercebur dan hanyut. Meski tertolong, cucu Mbah Dempok diganggu Banaspati, makhluk halus berambut api. Sunan Kudus menyimpulkan cucu Mbah Dempok telah tiada, tetapi Syekh Jangkung menyatakan cucu Mbah Dempok mati suri. Untuk membangunkannya, Syekh Jangkung meminta ibu-ibu membuat jenang bubur gamping. Mitos itulah yang melatarbelakangi berkembangnya industri jenang Kudus. Mitos itu pulalah yang menginspirasi ibu-ibu Desa Kaliputu bekerja di industri jenang kudus.
Namun ada cerita lain yang melatarbelakangi adanya jenang di Kudus. Menurut cerita rakyat, jenang kudus lahir ketika Sunan Kudus (salah satu anggota Wali Sanga) menguji kesaktian salah satu muridnya yang bernama Syech Jangkung alias Saridin dengan menyuruhnya memakan bubur gamping di tepi Sungai Gelis di wilayah Desa Kaliputu. Padahal, gamping adalah salah satu hasil tambang yang sebagian besar mengandung kalsium karbonat dan biasanya dicampur dengan semen untuk digunakan sebagai bahan pembuatan tembok.

Ternyata Saridin tetap segar bugar sehingga Sunan Kudus berucap, ”Suk nek ono rejaning jaman wong Kaliputu uripe seko jenang.” Artinya lebih kurang, jika suatu saat kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang.

0 komentar: