Nama :
Mohammad Zainul Mifta
NIM :
131 034 083
Jurusan :
PLS 2013 - B
MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)
1.
Penerapan Participatory Rural Appraisal (PRA)
Penerapan Metode RRA dan PRA Participatory
Rural Appraisal (PRA) atau Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan (PRA) adalah
pendekatan dan metode yang memungkinkan masyarakat secara bersama-sama
menganalisis masalah kehidupan dalam rangka merumuskan perencanaan dan
kebijakan secara nyata
Metode ini semakin meluas dan diakui
kegunaannya ketika paradigm pembangunan berkelanjutan mulai dipakai sebagai
landasan pembangunan di negara-negara sedang berkembang. Dalam paradigma
pembangunan berkelanjutan, manusia ditempatkan sebagai inti dalam proses
pembangunan. Manusia dalam proses pembangunan tidak hanya sebagai penonton
tetapi mereka harus secara aktif ikut serta dalam perencanaa, pelaksanaan,
pengawasan dan menikmati hasil pembangunan.
KRITERIA RRA PRA
1.
Organisasi
non-pemerintah
2.
Pengguna
utama Lembaga Donor
3.
Potensi
sumber informasi Pengetahuan masyarakat Kemampuan masyarakat
Setempat
4.
Titik
berat pengembangan Metodologi Perilaku
5.
Titik
berat pengguna Elicitif, penggalian Fasilitasi, partisipatif
6.
Tujuan
utama Belajar melalui orang luar Pemberdayaan masyarakat setempat
7.
Hasil
jangka panjang Perencanaan, proyek,publikasi, Kelembagaan dan tindakan masyarakat
yang berkelanjutan.
Tujuan Penerapan Metode Participatory Rural
Appraisal (PRA)
Pada intinya PRA adalah sekelompok pendekatan
atau metode yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi,
meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan
desa, serta membuat rencana dan tindakan nyata (Chambers, 1996).
Beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi
dalam metode PRA anatar lain adalah :
§ Saliang belajar dan berbagi pengalaman,
keterlibatan semua anggota kelompok dan informasi, orang luar sebagai
fasilitator, konsep triangulasi, serta optimalisasi hasil, orientasi praktis
dan keberlanjutan program (Rochdyanto, 2000).
§ Pendekatan PRA memang bercita-cita menjadikan
masyarakatmenjadi peneliti, perencana, dan pelaksana pembangunan dan bukan
sekedar obyek pembanguna.
§ Pendekatan PRA akan dapat dicapai kesesuaian
dan ketepatgunaan program dengan kebutuhan masyarakat sehingga keberlanjutan (
sustainability) program dapat terjamin.
Struktur program penerapan metode PRA adalah pengembangan
program bersama masyarakat, penerapannya perlu senantiasa mengacu pada siklus
pengembangan program.
§
Pengenalan
masalah dan potensi dengan maksud untuk menggali informasi tentang keberadaan
lingkungan dan masyarakat secara umum
§
Perumusan
masalah dan penetapan prioritas guna memperoleh rumusan atas dasar masalah dan
potensi setempat
§
Identifikasi
alternatif pemecahan masalah
§
Pemilihan
alternatif pemecahan yang paling tepat sesuai dengan kemampuan masyarakat dan
sumberdaya yang tersedia dalam kaitannya dengan swadaya
§
Perencanaan
penerapan gagasan dengan pemecahan masalah tersebut secara konkrit agar
implementasinya dapat secara mudah dipantau.
§
Penyajian
rencana kegiatan guna menddapatkan masukan untuk penyempurnaannya di tingkat
yang lebih besar.
§
Pelaksanaan
dan pengorganisasian masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat
perkembangan masyarakat.
§
Pemantauan
dan pengarahan kegiatan untuk melihat kesesuaiannya dengan rencana yang telah disusun.
§
Evaluasi
dan rencana tindak lanjut untuk melihathasil sesuai yang diharapkan, masalah
yang telah terpecahkan, munculnya massalah lanjutan, dll.
Beberapa massalah yang timbul akibat merebaknya penggunaan
metode PRA adalah :
§
Permintaan
melampaui kemampuan akibat metode ini dilatihkan dalam forum yang formal tanpa
cukup kesempatan untuk menghayati dan mendalami prinsip yang mendasarinya.
§
Kehilangan
tujuan dan kedangkalan hasil akibat penerapan yang serampangan di lapangan
tanpa tujuan yang jelas.
§
Kembali
menyuluh akibat petugas tidak siap untuk memfasilitasi partisipasi masyarakat.
§
Menjadi
penganut fanatik karena tidak munculnya improvisasi dan variasi petugas untuk
menggali lebih dalam permasalahan di masyarakat.
§
Mengatasnamakan
PRA untuk kegiatan yang sepotong-potong di luar konteks programpengembangan
masyarakat.
§
Terpatok
waktu akibat program yang berorientasi pada target (teknis, administratif).
§
Kerutinan yang dapat membuat kegiatan tidak
hidup lagi sehingga terjebak dalam
pekerjaan
yang rutin dan membosankan.
Teknik Participatory Rural Appraisal (PRA) dalam perkembangannya telah banyak
dikembangkan beberapa teknik PRA yang pada intinya merupakan bentuk
implementasi dari metode PRA. Beberapa teknik penerapan PRA anatar lain :
(a) Penelusuran Alur Sejarah,
(b) Penelusuran Kebutuhan Pembangunan,
(c) Analisa Mata Pencaharian,
(d) Penyusunan Rencana Kegiatan,
(e) Focus Group Discussion ,
(f) Pemetaan, dll
2.
Prinsip-Prinsip Participatory Rural Appraisal (PRA)
Tujuan kegiatan PRA yang utama ialah untuk
menghasilkan rancangan program yang gayut dengan hasrat dan keadaan masyarakat,
untuk mengembangkan kemampuan masyarakat dalam menganalisa keadaan mereka
sendiri dan melakukan perencanaan melalui kegiatan aksi. Beberapa hal prinsip
yang ditekankan dalam PRA ialah :
a)
Saling
belajar dari kesalahan dan berbagi pengalaman dengan masyarakat Prinsip dasar
PRA bahwa PRA adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. Oleh karenanya
diperlukan ajang dialog di antara ke duanya untuk melahirkan sesuatu program
yang lebih baik.
b)
Keterlibatan
semua anggota kelompok, menghargai perbedaan, dan informal Masyarakat bukan
kumpulan orang yang homogen, namun terdiri dari berbagai individu yang
mempunyai masalah dan kepentingan sendiri.
c)
Orang
luar sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku Konsekuensi dari prinsip
pertama, peran orang luar hanya sebagai fasilitator, bukan sebagai pelaku,
guru, penyuluh, instruktur, dll, dan dalam penerapannya, masyarakat dibiarkan
mendominasi kegiatan.
d)
Berorientasi
praktis Orientasi PRA adalah pemecahan masalah dan pengembangan program.
e)
Mengutamakan
yang terabaikan Prinsip ini dimaksudkan agar masyarakat yang terabaikan dapat
memperoleh kesempatan untuk berperan dan mendapat manfaat dalam kegiatan
program pembangunan.
f)
Pemberdayaan
(Penguatan) masyarakat Kemampuan masyarakat diitingkatkan melalui proses
pengkajian keadaan, pengambilan keputusan, penentuan kebijakan, peilaian dan
koreksi terhadap kegiatan yang dilakukan.
0 komentar:
Post a Comment