24 December 2013

Pendidikan Masyarakat

Nama              : Mohammad Zainul Mifta
NIM                : 131 034 083
Jurusan          : PLS 2013 - B



MENGENAL PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

1.        Penerapan Participatory Rural Appraisal (PRA)
Penerapan Metode RRA dan PRA Participatory Rural Appraisal (PRA) atau Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan (PRA) adalah pendekatan dan metode yang memungkinkan masyarakat secara bersama-sama menganalisis masalah kehidupan dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata
Metode ini semakin meluas dan diakui kegunaannya ketika paradigm pembangunan berkelanjutan mulai dipakai sebagai landasan pembangunan di negara-negara sedang berkembang. Dalam paradigma pembangunan berkelanjutan, manusia ditempatkan sebagai inti dalam proses pembangunan. Manusia dalam proses pembangunan tidak hanya sebagai penonton tetapi mereka harus secara aktif ikut serta dalam perencanaa, pelaksanaan, pengawasan dan menikmati hasil pembangunan.

KRITERIA RRA PRA
1.    Organisasi non-pemerintah
2.    Pengguna utama Lembaga Donor
3.    Potensi sumber informasi Pengetahuan masyarakat Kemampuan masyarakat
     Setempat
4.    Titik berat pengembangan Metodologi Perilaku
5.    Titik berat pengguna Elicitif, penggalian Fasilitasi, partisipatif
6.    Tujuan utama Belajar melalui orang luar Pemberdayaan masyarakat setempat
7.    Hasil jangka panjang Perencanaan, proyek,publikasi, Kelembagaan dan tindakan masyarakat yang berkelanjutan.

Tujuan Penerapan Metode Participatory Rural Appraisal (PRA)
Pada intinya PRA adalah sekelompok pendekatan atau metode yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta membuat rencana dan tindakan nyata (Chambers, 1996).
Beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam metode PRA anatar lain adalah :
§    Saliang belajar dan berbagi pengalaman, keterlibatan semua anggota kelompok dan informasi, orang luar sebagai fasilitator, konsep triangulasi, serta optimalisasi hasil, orientasi praktis dan keberlanjutan program (Rochdyanto, 2000).
§    Pendekatan PRA memang bercita-cita menjadikan masyarakatmenjadi peneliti, perencana, dan pelaksana pembangunan dan bukan sekedar obyek pembanguna.
§    Pendekatan PRA akan dapat dicapai kesesuaian dan ketepatgunaan program dengan kebutuhan masyarakat sehingga keberlanjutan ( sustainability) program dapat terjamin.

Struktur program penerapan metode PRA adalah pengembangan program bersama masyarakat, penerapannya perlu senantiasa mengacu pada siklus pengembangan program.
§     Pengenalan masalah dan potensi dengan maksud untuk menggali informasi tentang keberadaan lingkungan dan masyarakat secara umum
§     Perumusan masalah dan penetapan prioritas guna memperoleh rumusan atas dasar masalah dan potensi setempat
§     Identifikasi alternatif pemecahan masalah
§     Pemilihan alternatif pemecahan yang paling tepat sesuai dengan kemampuan masyarakat dan sumberdaya yang tersedia dalam kaitannya dengan swadaya
§    Perencanaan penerapan gagasan dengan pemecahan masalah tersebut secara konkrit agar implementasinya dapat secara mudah dipantau.
§    Penyajian rencana kegiatan guna menddapatkan masukan untuk penyempurnaannya di tingkat yang lebih besar.
§    Pelaksanaan dan pengorganisasian masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan masyarakat.
§    Pemantauan dan pengarahan kegiatan untuk melihat kesesuaiannya dengan rencana yang telah disusun.
§    Evaluasi dan rencana tindak lanjut untuk melihathasil sesuai yang diharapkan, masalah yang telah terpecahkan, munculnya massalah lanjutan, dll.

Beberapa massalah yang timbul akibat merebaknya penggunaan metode PRA adalah :
§      Permintaan melampaui kemampuan akibat metode ini dilatihkan dalam forum yang formal tanpa cukup kesempatan untuk menghayati dan mendalami prinsip yang mendasarinya.
§      Kehilangan tujuan dan kedangkalan hasil akibat penerapan yang serampangan di lapangan tanpa tujuan yang jelas.
§      Kembali menyuluh akibat petugas tidak siap untuk memfasilitasi partisipasi masyarakat.
§      Menjadi penganut fanatik karena tidak munculnya improvisasi dan variasi petugas untuk menggali lebih dalam permasalahan di masyarakat.
§      Mengatasnamakan PRA untuk kegiatan yang sepotong-potong di luar konteks programpengembangan masyarakat.
§      Terpatok waktu akibat program yang berorientasi pada target (teknis, administratif).
§       Kerutinan yang dapat membuat kegiatan tidak hidup lagi sehingga terjebak dalam
 pekerjaan yang rutin dan membosankan.

Teknik Participatory Rural Appraisal (PRA) dalam perkembangannya telah banyak dikembangkan beberapa teknik PRA yang pada intinya merupakan bentuk implementasi dari metode PRA. Beberapa teknik penerapan PRA anatar lain : 
(a) Penelusuran Alur Sejarah,
(b) Penelusuran Kebutuhan Pembangunan,
(c) Analisa Mata Pencaharian,
(d) Penyusunan Rencana Kegiatan,
(e) Focus Group Discussion ,
(f) Pemetaan, dll

2.        Prinsip-Prinsip Participatory Rural Appraisal (PRA)
Tujuan kegiatan PRA yang utama ialah untuk menghasilkan rancangan program yang gayut dengan hasrat dan keadaan masyarakat, untuk mengembangkan kemampuan masyarakat dalam menganalisa keadaan mereka sendiri dan melakukan perencanaan melalui kegiatan aksi. Beberapa hal prinsip yang ditekankan dalam PRA ialah :
a)         Saling belajar dari kesalahan dan berbagi pengalaman dengan masyarakat Prinsip dasar PRA bahwa PRA adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. Oleh karenanya diperlukan ajang dialog di antara ke duanya untuk melahirkan sesuatu program yang lebih baik.
b)        Keterlibatan semua anggota kelompok, menghargai perbedaan, dan informal Masyarakat bukan kumpulan orang yang homogen, namun terdiri dari berbagai individu yang mempunyai masalah dan kepentingan sendiri.
c)         Orang luar sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku Konsekuensi dari prinsip pertama, peran orang luar hanya sebagai fasilitator, bukan sebagai pelaku, guru, penyuluh, instruktur, dll, dan dalam penerapannya, masyarakat dibiarkan mendominasi kegiatan.
d)        Berorientasi praktis Orientasi PRA adalah pemecahan masalah dan pengembangan program.
e)         Mengutamakan yang terabaikan Prinsip ini dimaksudkan agar masyarakat yang terabaikan dapat memperoleh kesempatan untuk berperan dan mendapat manfaat dalam kegiatan program pembangunan.
f)         Pemberdayaan (Penguatan) masyarakat Kemampuan masyarakat diitingkatkan melalui proses pengkajian keadaan, pengambilan keputusan, penentuan kebijakan, peilaian dan koreksi terhadap kegiatan yang dilakukan.


0 komentar: