MAKALAH
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN
DENGAN SANITASI MAKANAN
DAN
HUBUNGAN ANTARA POLUSI UDARA
DENGAN PENYAKIT KULIT
Disusun
Oleh :
Amirul Mushalihul Ibad : 131034013 Hayatun Nufus :
131034019
Abd. Rohim Noer :
131034042 Bamabang Adi Suryono : 131034072
|
Wahyu Setyorini : 131034046 Desy Anjani Priastika : 131034074
Aries Angga Prakoso : 31034080 Mohammad Zainul Mifta : 131034083
|
PENDIDIKAN
LUAR SEKOLAH
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGRI SURABAYA
(UNESA)
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberikan petunjuk dan hidayah -Nya sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Hubungan Antara Linkungan Dengan Sanitasi
Makanan Dan Hubungan Antara Polusi Udara Dengan Penyakit Kulit”.
Kami merancang makalah
ini dengan bentuk se’sederhana mungkin untuk dapat di mengerti oleh para
pembaca makalah ini, dan dapat diserapi akan ilmu pengetahuan yang tersirat di
dalam makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak demi perbaikan makalah ini. Atasbantuan, arahan, danmotivasi yang senantiasadiberikanselamaini,
dengansegalakerendahanhati, dari kelompok kamimenghaturkansegenapucapanterimakasih.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................... iii
Daftar Isi .................................................................................................... iv
Bab I Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................... 2
Bab II Pembahasan ................................................................................... 3
A. SANITASI
MAKAN ............................................................. 3
2.1. Pengertian Higiene ............................................................ 3
2.2 Pengertian Sanitasi ............................................................ 3
2.3 Pengertian Makanan .......................................................... 4
2.4
Pengertian
Higiene Sanitasi Makanan ............................... 4
2.5 Peranan Makanan Sebagai Media Penularan Penyakit
Menurut Sihite
(2000) ....................................................... 4
2.6
Prinsip Higiene
Sanitasi Makanan ..................................... 5
2.7 Prinsip Pengolahan
Makanan ............................................ 6
2.8 Prinsi Penyimpanan
Makanan ........................................... 7
2.9
Prinsip Pengangkutan Makanan ........................................ 7
2.10 Prinsip Penyajian
Makanan ............................................. 8
B.
PENYAKIT KULIT ............................................................. 9
3.1 Penyakit Kulit ................................................................... 9
3.2
Jenis – Jenis
Penyakit Kulit ............................................... 9
1.
Panu ........................................................................... 9
2.
Kudis .......................................................................... 10
3.
Eksim ......................................................................... 11
4.
Jerawat ....................................................................... 12
a)
Jerawat Biasa ......................................................... 12
b) Jerawat Batu .......................................................... 13
c) Komedo ................................................................. 14
Bab III Penutup ........................................................................................ 15
4.1 Kesimpulan ....................................................................... 15
4.2 Saran ................................................................................. 15
Daftar Pustaka .......................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk
melestarikan kehidupannya, yaitu tumbuh, berkembang dan bereproduksi. Untuk
mendapatkan makanan tersebut diperoleh dengan cara berburu atau dengan cara
bercocok tanam, sebagai lahan untuk berburu dan bercocok tanam tempatnya adalah
lingkungan. Oleh karena itu makanan merupakan salah satu
kajian dari pakar lingkungan.
Dalam kehidupan manusia dan setiap makhluk hidup, makanan
mempunyai peranan penting dan peranan tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
a. Setiap manusia memerlukan makanan untuk
kelangsungan hidupnya.
b. Manusia yang terpenuhi semua kebutuhan
makanannya akan terlindung dan terjamin kesehatannya dan memiliki tenaga kerja
yang produktif, dan sebagainya.
c. Bahan makanan dapat merupakan media
perkembang biakan kuman penyakit atau dapat juga merupakan media perantara
dalam penyebaran suatu penyakit.
Berkenaan dengan peranannya dalam menimbulkan penyakit,
makanan dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Secara alamiah makanan sudah mengandung
bahan-bahan kimia yang beracun untuk dimakan. Misalnya: singkong jenis tertentu
mengandung asam cyanida (HCN), jengkol mengandung asam jengkol, beberapa jenis
ikan mengandung racun dalam tubuhnya.
b. Sebagai media perkembang biakan
mikroorganisme dan dapat dihasilkan toksin yang beracun bagi manusia.
Mikroorganisme tertentu terdapat dimana-mana, sehingga kemungkinan suatu
makanan dapat terkontaminasi adalah besar sekali. Hal ini menggambarkan manusia
selalu bersaing dengan makhluk lain dalam hal mendapatkan makanan.
c. Sebagai perantara penyebaran penyakit.
Makanan mendapat kontaminasi oleh agen patogen melalui berbagai cara, sehingga
penyakit dari satu orang dapat ditularkan kepada orang lain atau beberapa
penyakit pada hewan dapat dipindahkan kepada manusia.
1.2
Rumusan Masalah
Sampai sekarang ini makanan menjadi masalah yang serius,
karena produksi makanan tidak bisa mengimbangi lajunya pertumbuhan penduduk.
Lajunya produksi makanan seperti deret hitung sementara laju pertumbuhan
penduduk seperti deret ukur. Akibatnya timbul berbagai kasus kelaparan,
penyakit-penyakit kurang gizi antara lain beri-beri, pallagra, anemi zat besi
dan kurang vitamin A. Disamping persediaan makanan yang tidak memadai, faktor
kemiskinan juga memperberat terjadinya kasus-kasus penyakit kurang gizi. Salah
satu usaha untuk mengurangi kasus kekurangan makanan muncul gagasan supaya
mencari sumber protein baru non agricultura atau membentuk suatu badan dunia
mengurusi sumber daya pangan sedunia.
1.3
Tujuan Penulisan
Penulisan makalah yang berjudul ”Sanitasi Makanan” ini
kiranya bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada publik agar lebih
memahami dan mengerti tentang apa itu sanitasi makanan dan bagaimana cara
pengelolaan makanan yang benar yang memungkinkan akan terjadinya kelangsungan
hidup yang nyaman dan sehat.
BAB I
PENDAHULUAN
2.1
Latar Belakang
Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk
melestarikan kehidupannya, yaitu tumbuh, berkembang dan bereproduksi. Untuk
mendapatkan makanan tersebut diperoleh dengan cara berburu atau dengan cara
bercocok tanam, sebagai lahan untuk berburu dan bercocok tanam tempatnya adalah
lingkungan. Oleh karena itu makanan merupakan salah satu
kajian dari pakar lingkungan.
Dalam kehidupan manusia dan setiap makhluk hidup, makanan
mempunyai peranan penting dan peranan tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
d. Setiap manusia memerlukan makanan untuk
kelangsungan hidupnya.
e. Manusia yang terpenuhi semua kebutuhan
makanannya akan terlindung dan terjamin kesehatannya dan memiliki tenaga kerja
yang produktif, dan sebagainya.
f. Bahan makanan dapat merupakan media
perkembang biakan kuman penyakit atau dapat juga merupakan media perantara
dalam penyebaran suatu penyakit.
Berkenaan dengan peranannya dalam menimbulkan penyakit,
makanan dapat digolongkan sebagai berikut:
d. Secara alamiah makanan sudah mengandung
bahan-bahan kimia yang beracun untuk dimakan. Misalnya: singkong jenis tertentu
mengandung asam cyanida (HCN), jengkol mengandung asam jengkol, beberapa jenis
ikan mengandung racun dalam tubuhnya.
e. Sebagai media perkembang biakan
mikroorganisme dan dapat dihasilkan toksin yang beracun bagi manusia.
Mikroorganisme tertentu terdapat dimana-mana, sehingga kemungkinan suatu
makanan dapat terkontaminasi adalah besar sekali. Hal ini menggambarkan manusia
selalu bersaing dengan makhluk lain dalam hal mendapatkan makanan.
f. Sebagai perantara penyebaran penyakit.
Makanan mendapat kontaminasi oleh agen patogen melalui berbagai cara, sehingga
penyakit dari satu orang dapat ditularkan kepada orang lain atau beberapa
penyakit pada hewan dapat dipindahkan kepada manusia.
2.2
Rumusan Masalah
Sampai sekarang ini makanan menjadi masalah yang serius,
karena produksi makanan tidak bisa mengimbangi lajunya pertumbuhan penduduk.
Lajunya produksi makanan seperti deret hitung sementara laju pertumbuhan
penduduk seperti deret ukur. Akibatnya timbul berbagai kasus kelaparan,
penyakit-penyakit kurang gizi antara lain beri-beri, pallagra, anemi zat besi
dan kurang vitamin A. Disamping persediaan makanan yang tidak memadai, faktor
kemiskinan juga memperberat terjadinya kasus-kasus penyakit kurang gizi. Salah satu
usaha untuk mengurangi kasus kekurangan makanan muncul gagasan supaya mencari
sumber protein baru non agricultura atau membentuk suatu badan dunia mengurusi
sumber daya pangan sedunia.
2.3
Tujuan Penulisan
Penulisan makalah yang berjudul ”Sanitasi Makanan” ini
kiranya bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada publik agar lebih
memahami dan mengerti tentang apa itu sanitasi makanan dan bagaimana cara
pengelolaan makanan yang benar yang memungkinkan akan terjadinya kelangsungan
hidup yang nyaman dan sehat.
BAB
II
PEMBAHASAN
C. SANITASI MAKAN
2.1
Pengertian
Higiene
a. Higiene
adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari kondisi lingkungan terhadap
kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan
kesehatan tersebut, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga
terjamin pemeliharaan kesehatan. Misalnya, minum air yang direbus, mencuci
tangan sebelum memegang makanan, dan pengawasan kesegaran ataupun mutu daging
(Azwar, 1990).
b. Higiene
adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi
kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, serta
membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara
keseluruhan (Depkes RI, 2004).
2.2
Pengertian
Sanitasi
a. Sanitasi
adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia seperti
pembuatan sumur yang memenuhi persyaratan kesehatan, pengawasan kebersihan pada
peralatan makan, serta pengawasan terhadap makanan (Azwar, 1990).
b. Sanitasi
adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
lingkungan dari subyeknya, misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan
mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar sampah
tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004).
c. Sanitasi
makanan merupakan upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan
makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia (Chandra,
2006).
d. Sedangkan
menurut Oginawati (2008), sanitasi makanan adalah upaya pencegahan terhadap
kemungkinan bertumbuh dan berkembang biaknya jasad renik pembusuk dan patogen
dalam makanan yang dapat merusak makanan dan membahayakan kesehatan manusia.
2.3
Pengertian
Makanan
a. Menurut
WHO, makanan adalah semua substansi yang dibutuhkan oleh tubuh tidak termasuk
air, obat-obatan, dan substansi-substansi lain yang digunakan untuk pengobatan
(Chandra, 2006).
b. Makanan
jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pembuat makanan di tempat
penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum
selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel (Depkes RI,
2003).
2.4 Pengertian Higiene Sanitasi Makanan
Higiene
sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang,
tempat, dan perlengkapannya yang dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan. Persyaratan higiene sanitasi adalah ketentuan-ketentuan teknis yang
ditetapkan
terhadap produk rumah makan dan restoran, dan perlengkapannya yang meliputi
persyaratan bakteriologis, kimia, dan fisika (Depkes RI, 2003).
2.5
Peranan
Makanan Sebagai Media Penularan Penyakit Menurut Sihite (2000)
Peranan Makanan Sebagai Media Penularan
Penyakit Menurut Sihite (2000), makanan dalam hubungannya dengan
penyakit dapat berperan sebagai:
a.
Agent
Makanan
dapat berperan sebagai penyebab penyakit, contohnya pada makanan yang terkenal
di Jawa Timur (Lumajang) dan Jawa Tengah (Banyumas) yaitu tempe bongkrek. Tempe
bongkrek terbuat dari kacang kedelai ditambah dengan ampas kelapa yang
dijamurkan. Van veen dan Murtens menemukan 2 racun di dalam tempe bongkrek
yaitu racun berwarna kuning dan racun tidak berwarna.
Contoh
lain yaitu jamur seperti Aspergillus yaitu spesies dari genus Aspergillus yang
diketahui terdapat pada semua substrat, yang akan tumbuh pada buah busuk,
sayuran, biji-bijian, roti dan bahan pangan lainnya.
b.
Vehicle
Makanan
juga dapat sebagai pembawa bibit penyakit yang bisa berasal dari luar atau dari
dalam makanan, seperti bahan kimia atau parasit yang ikut termakan Universitas
Sumatera Utarabersama makanan dan juga beberapa mikroorganisme yang patogen,
serta bahan radioaktif yang bisa membahayakan kesehatan.
c.
Media
Makanan
bertindak sebagai tempat berkembang biak bibit penyakit, dimana kontaminan yang
jumlahnya kecil seperti mikroorganisme, jika dibiarkan dalam waktu yang lama
dan suhu yang cukup di dalam makanan, maka bisa menyebabkan wabah yang serius.
2.6 Prinsip Higiene Sanitasi Makanan
Prinsip
higiene sanitasi makanan adalah pengendalian terhadap empat faktor yaitu tempat
atau bangunan, peralatan, orang dan bahan makanan. Keempat faktor tersebut
dikendalikan melalui 6 (enam) prinsip higiene sanitasi makanan yaitu (Depkes
RI, 2003):
a. Prinsip
I : Pemilihan Bahan Baku Makanan
Bahan makanan mentah
atau bahan baku merupakan dasar untuk menghasilkan makanan yang baik. Bahan
baku yang baik akan menghasilkan makanan yang baik, sedangkan bahan baku yang
tidak baik akan menghasilkan makanan yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
bahan baku yang baik, bahan baku makanan harus diamankan dari kerusakan seperti
pecah dan busuk serta pencemaran, baik dari asal bahan baku atau maupun dari
lingkungan. Kualitas bahan baku makanan yang baik dapat dilihat melalui
ciri-ciri fisik dan mutunya dalam hal bentuk, warna, kesegaran, bau, dan
lainnya. Bahan makanan dikatakan baik jika cukup tua atau matang sesuai
kebutuhan, bebas dari pencemaran, tidak rusak secara fisik atau bahan kimia,
dan bebas dari bibit penyakit.
b. Prinsip
II : Penyimpanan Bahan Baku Makanan
Bahan
makanan yang digunakan dalam proses produksi baik bahan baku, bahan tambahan
maupun bahan penolong, harus disimpan dengan cara penyimpanan yang baik karena
kesalahan dalam penyimpanan dapat berakibat penurunan mutu dan keamanan makanan
(Depkes RI, 2004).
Syarat- syarat penyimpanan bahan makanan
menurut Depkes RI (2011) adalah:
1. Tempat
penyimpanan bahan baku makanan selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih.
2. Penempatannya
terpisah dari makanan jadi.
3. Penyimpanan
bahan makanan diperlukan untuk setiap jenis bahan makanan:
- Dalam
suhu yang sesuai.
- Ketebalan
bahan makanan padat tidak lebih dari 10 cm.
- Kelembaban
penyimpanan dalam ruangan yaitu 80%-90%.
4. Bila
bahan makanan disimpan digudang, cara penyimpanannya tidak menempel pada
langit-langit, dengan ketentuan sebagai berikut:
- Jarak
makanan dengan lantai 15 cm.
- Jarak
makanan dengan dinding 5 cm.
- Jarak
makanan dengan langit-langit 60 cm.
5. Bahan
makanan disimpan dalam aturan sejenis Disusun dalam rak-rak sedemikian rupa
sehingga tidak mengakibatkan rusaknya bahan makanan. Bahan makanan yang masuk
lebih dahulu merupakan yang pertama keluar, sedangkan bahan makanan yang
masuknya belakangan terakhir dikeluarkan atau disebut dengan sistem fifo (first
in first out).
Penyimpanan
bahan makanan mentah jenis bahan makanan digunakan dalam wakt3 hari atau kurang
1 minggu atau kurang 1 minggu atau lebih daging, ikan, udang, dan olahannya -5ᵒc
s.d 0ᵒc -10ᵒc s.d -5ᵒc <-10ᵒc telur, susu dan olahannya 5ᵒc s.d7ᵒc -5ᵒc s.d
0ᵒc <-5ᵒc sayur, buah, dan minuman 10ᵒc 10ᵒc 10ᵒc tepung dan biji-bijian 15ᵒc
25ᵒc 25ᵒc sumber: mukono, 2000 ada 4 cara penyimpanan makanan yang sesuai
dengan suhunya yaitu (depkes ri, 2004) :
1. Penyimpanan
sejuk (cooling), yaitu suhu penyimpanan 10 ºC – 15 ºC untuk jenis minuman buah,
es krim dan sayur.
2. Penyimpanan
dingin (chilling), yaitu suhu penyimpanan 4 ºC – 10 ºC untuk bahan makanan yang
berprotein yang akan segera diolah kembali.
3. Penyimpanan
dingin sekali (freezing), yaitu suhu penyimpanan 0 ºC – 4 ºC untuk bahan
berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu sampai 24 jam.
4. Penyimpanan
beku (frozen), yaitu suhu penyimpanan < 0 ºC untuk bahan makanan protein yang
mudah rusak untuk jangka waktu > 24 jam.
2.7
Prinsip
Pengolahan Makanan
Pengolahan
makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan siap
santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dari
prinsip-prinsip higiene dan sanitasi. Semua kegiatan pengolahan makanan harus
dilakukan dengan cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh.
Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan dengan menggunakan sarung
tangan plastik dan penjepit makanan (Arisman, 2009).
2.8
Prinsi
Penyimpanan Makanan
Jadi
Prinsip penyimpanan makanan jadi bertujuan untuk mencegah pertumbuhan dan
perkembangan bakteri pada makanan, mengawetkan makanan dan mencegah pembusukan
makanan, dan mencegah timbulnya sarang hama dalam makanan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penyimpanan makanan jadi adalah :
1. Terlindung
dari debu,bahan kimia berbahaya, serangga, tikus, dan hewan lainnya .
2. Makanan
yang cepat busuk disimpan dalam suhu panas (65,5 ºC atau lebih) atau disimpan dalam suhu dingin sekitar 4 ºC atau
kurang.
3. Makanan
cepat busuk untuk digunakan dalam waktu lama (lebih dari 6 jam) harus disimpan
dalam suhu - 5 ºC sampai -1 ºC.
4. Untuk
mencegah pertumbuhan bakteri usahakanlah makanan selalu berada pada suhu dimana
bakteri tidak tumbuh yaitu dibawah 100C atau diatas 600C.
5. Makanan
dan minuman yang disajikan harus dengan wadah yang bersih dan aman bagi
kesehatan atau tutup makanan dan minuman harus dalam keadaan bersih dan tidak
mencemari makanan.
2.9
Prinsip
Pengangkutan Makanan
Prinsip pengangkutan
makanan yang baik adalah tidak terjadinya pencemaran selama proses pengangkutan
baik pencemaran fisik, mikroba, maupun kimia. Kemungkinan pengotoran makanan
terjadi sepanjang pengangkutan yang dipengaruhi oleh alat pengangkut, teknik
pengangkutan maupun tenaga pengangkut makanan.
Perlu diketahui bahwa
makanan yang sudah dimasak sangatlah sensitif sifatnya, terutama sensitif untuk
tumbuhnya kuman maupun proses pembusukan. Hal-hal yang penting diperhatikan
dalam pengangkutan makanan yang memenuhi syarat sanitasi adalah sebagai
berikut:
1. Setiap
makanan mempunyai wadah masing-masing (makanan jadi tidak bercampur dengan
makanan mentah) dan wadah yang digunakan harus baik, utuh, kuat, dan ukurannya
memadai dengan makanan yang akan diisi. Isi makanan dalam wadah tidak boleh
penuh (harus ada udara di bagian atas) untuk menghindari terjadinya uap makanan
yang mencair (kondensasi).
2. Setiap
wadah makanan harus ditutup secara baik dan tidak banyak dibuka selama
pengangkutan sampai di tempat penyajian.
3. Pengangkutan
untuk waktu yang lama harus diatur suhunya pada suhu panas (600C) atau suhu
dingin (40C) Universitas Sumatera Utara.
4. Kendaraan
untuk mengangkut makanan tidak dipergunakan untuk keperluan mengangkut bahan
lain.
5. Pengangkutan
makanan yang melewati daerah kotor harus dihindari dan cari jalan terpendek.
2.10 Prinsip
Penyajian Makanan
Proses
terakhir dari prinsip higiene sanitasi makanan adalah penyajian makanan atau
penjajaan makanan. Dalam penyajian makanan harus diperhatikan tempat penyajian,
alat penyajian, dan tenaga penyaji. Makanan disajikan pada tempat yang bersih,
sirkulasi udara dapat berlangsung, peralatan yang digunakan bersih, dan orang
yang menyajikan makanan harus berpakaian bersih, menggunakan tutup kepala, dan
tangan penyaji tidak boleh kontak langsung dengan makanan yang disajikan
(Slamet, 2004). Adapun syarat penyajian makanan yang baik adalah sebagai
berikut (Depkes RI, 2011):
B.
PENYAKIT
KULIT
3.1
PENYAKIT
KULIT
Penyakit
kulit adalah penyakit infeksi yang paling umum, terjadi pada oring – orang dari
segala usia,
yang
menyerang kulit tubuh, dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Penyakit
kulit yang dibahas disini adalah penyakit kulit yang tidak berbahaya atau dalam
arti kata lain tidak akan menimbulkan dampak buruk terhadap kelangsungan hidup
orang yang terkena penyakit tersebut.
3.2 JENIS – JENIS PENYAKIT KULIT
1. Panu
Gambar
Penyakit Panu
|
Solusi untuk menghilangkan panu : Ambil
lenguas muda lalu tumbuk dan haluskan, kemudian diusapkan pada tubuh yang
terkena panu.
Gambar
Lengkuas
|
2.
Kudis
Tungau yang belapak kaki adalah
menyebabkan kudis ini muncul, anak kecil sangat mudah sekali terkena kudis, ini
dikarenakan sistem imun pada anak belum terlalu kuat. Kudis sendiri biasanya
ditemukan pada selah-selah jari tangan, pergelangan tangan, dan pinggang batas
celana. Dan penuluran kudis biasanya dari kontak langsung dan tidak lansung,
misalnya dari pakaian, handuk, atau benda yang bersifat kontak langsung.
Gambar
Penyakit Kudis
|
Kesehatan dan kebersihan lingkungan
anda haurslah dijaga sebaik mungkin agar tidak terkena penyakit tersebut.
Minyak
Zaitun
|
Bawang
Putih
|
Celupkan
Cotton Bud
|
Campurkan semu
bahan-bahan tersebut menjadi satu,dengan cara ditumpuk halus, setelah
tercampur, usapkan campuran antara bawang pitih dan minyak zaitun dengan cara Celupkan
cotton bud ke dalam campuran dan mencoba mengaplikasikannya pada area kecil
dari kulit yang terinfeksi Andatersebut pada bagian penyakit kudis.
3.
Eksim
Badan yang meradang dan iritasi adalah bentuk dari ciri-ciri eksim, Eksim bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya setelah memegang sabun ternyata tangan terasa gatal.
Badan yang meradang dan iritasi adalah bentuk dari ciri-ciri eksim, Eksim bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya setelah memegang sabun ternyata tangan terasa gatal.
Gambar
Penyakit Eksim
|
Cara yang bisa dilakukan sebagai bahan pengobatan. Misalnya
salap dan krim yang mengandung kortikosteroid seperti hydrokortison bisa
mengurangi proses inflamasi atau keradangan.
Bagaimana Cara Pencegahannya?
Munculnya
eksim dapat dihindari dengan melakukan beberapa tips dibawah ini :
a) Jaga
kelembaban kulit.
b) Hindari
perubahan suhu dan kelembaban yang mendadak.
c) Hindari
berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.
d) Kurangi
Stress.
e) Hindari
pakaian yang menggunakan bahan yang menggaruk seperti wool dan lain lain.
f) Hindari
sabun dengan bahan yang terlalu keras, deterjen dan larutan lainnya.
g) Hindari
faktor lingkungan lain yang dapat mencetuskan alergi seperti serbuk bunga,
debu, bulu binatang dan lain lain.
h) Hati
hati dalam memilih makanan yang bisa menyebabkan alergi.
Salah satu Obat yang dapat dipakai untuk mengobati
penyakit Eksim :
4.
Jerawat
Pada umumnya jerawat pernah muncul
disetiap individu, karena jerawat sangat mudah sekali muncul pada permukaan
kotor dan berminyak.
Jerawat akan berhenti muncul pada usia
sudah lebih dari 25 tahun. Jika masih ada muncul, maka jerawat tersebut tidak
sebanyak waktu usia sebelum 25 tahun.
Jerwat terbagi dari 3 macam, yaitu:
a.
Jerwat Biasa
Jerwat biasa sangat mudah untuk
ditemukan, karena disetiap wajah dan tempat-tempat yang berminyak sering muncul
jerwat.
Cara
mengobati jerawat biasa :
1.
Rajin mencuci muka
Pijat
wajah Anda dengan gerakan memutar dan basuh menggunakan air hangat.
2.
Minum Air Putih
Minum
air putih minimal 8 gelas perhari, sebab akan menjaga kelembaban dan kesehatan
kulit.
3.
Jauhkan Rambut dari Wajah
Sebab
rambut mengandung minyak yang dapat memberikan kontribusi untuk menimbulkan
jerawat.
4.
Jangan Menyentuh Jerawat
Jangan
pernah memencet jerawatSebab akan meningkatkan produksi sebum dan memecahkan
selaput dibagian bawah kulit yang dapat menyebabkan infeksi dan menimbulkan
jerawat yang berlebih.
5.
Mengompres dengan Potongan Kentang
berkhasiat
untuk mengempeskan jerawat dan menghilangkan bekar jerawat bila dilakukan
secara rutin.
6.
Konsumsi Sayur dan Buah
Salah
satu cara ampuh untuk menghilangkan jerawat dan bekas jerawat, sebab sayuran
dan buah mengandung banyak vitamin yang dapat menyehatkan kulit, terutama
vitamin E yang sangat dibutuhkan kulit.
7.
Tidur Cukup dan Teratur
Dengan
cukup tidur dan teratur akan membantu kulit untuk bergenerasi dan membuang
racun yang berbahaya,
b.
Jerawat Batu
Jerawat batu sangat mempengaruhi
kepercayaan diri seseorang. Beberapa faktor yang membuat jerawat batu muncul
adalah kelenjar minyak yang terlalu aktif dan cendrung membanjiri pori-pori
kulit, pertumbuhan sel-sel kulit yang terlalu lambat dari bawah normal, kulit
terlalu sensitif.
Cara mengobati jerawat batu :
1.
Gunakan Putih Telur dan Madu
Campurkan satu
putih telur tersebut dengan satu sendok madu asliOleskan pada bagian jerawat
dan kulit wajah, biarkan sekitar 10 atau 15 menit dan bilas dengan air bersih.
2.
Kunyit dan air jeruk
caranya tumbuk
kunyit sampai merata, campurkan dengan perasan air jeruk dan oleskan pada wajah
10-15 menit setiap hari selama kurang lebih 10-20 hari.
3.
Kentang
Sebagai masker
wajah secara rutin dapat menghilangkan pori tersumbat dan memecahkan jerawat
batu yang bandel.
c.
Komedo
Jerawat ini ditemukan di hidung, disebabkan
oleh banyaknya kelenjar minyak pada kulit yang berlebihan, sehingga menumpuk
dan mengeluarkan putih-putih dari kumpulan minyak yang mati.
Gambar butiran komedo yang terdapat
pada hidung
|
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jutaan
bahkan ribuan virus disekitar kita, dapat cepat menyerang tubuh kita, dapat
disimpulkan bahwa kebersihan adalah salah satu faktor untuk menghindari dari
beberapa penyakit yang akan menyerang tubuh manusia.
4.2 Saran
Kita
harus menjaga kebersihan diri kita, maupun lingkungan kita, sehingga kuman,
virus maupun bakteri-bakteri tidak mudah menyerang tubuh kita, ketahanan tubuh
sangatlah penting. Makan – makanan yang bergizi dan bersih dari factor – factor
yang menyebabkan penyakit.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Post a Comment