MAKALAH
PENDIDIKAN
PANCASILA
PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA
Disusun
Oleh :
Desi
Anjani : (13010034074)
Hayatun
Nufus :
(13010034019)
Mohammad
Zainul Mifta : (13010034083)
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
(UNESA)
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat,
tauhid serta hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dengan tema “Pancasila Dalam Sejarah
Perjuangan Bangsa Indonesia”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada pembawa risalah Allah, yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah
ini merupakan salah tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila, serta sebagai
sumber referensi bagi mata kuliah Pendidikan Pancasila. Dalam makalah
pendidikan pancasila ini membahas mengenai nilai-nilai Pancasila pada masa
prasejarah.
Dalam
penyusunan makalah ini kami bertiga tidak terlepas dari berbagai dukungan
pihak-pihak terkait. Sehingga saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang ikut membantu kelancaran
proses penulisan makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga makalah ini memerlukan penyempurnaan.
Harapan
saya, makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para Mahasiswa yang
memerlukannya dan dapat digunakan untuk menambah pengetahuan tentang mata
kuliah Pendidikan Pancasila.
Surabaya,
20 Februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................ i
Daftar Isi ........................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3
Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
2.1
Makna Bangsa
Indonesia ................................................................ 3
2.2
Nilai-Nilai
Pancasila Pada Masa Pra Sejarah .................................. 4
2.3
Nilai-Nilai
Pancasila Pada Masa Sriwijaya dan Majapahit ............. 6
A. Nilai Pancasila
Masa Kerajaan Sriwijaya ............................... 6
B. Nilai Pancasila
Masa Kerajaan Majapahit .............................. 7
2.3
Patriotism Bangsa Indonesia Melawan Belanda ............................. 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 11
3.1
KESIMPULAN .............................................................................. 11
3.2
SARAN .......................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perjalanan hidup suatu bangsa sangat
tergantung pada efektifitas penyelenggaraan oleh suatu negara. Dari
Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang
membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu
menegakkan wibawa pemerintahan. Pancasila sebagai dasar negara
dalam mengatur semua penyelenggaraan negara disegala bidang, baik di bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, maupun pertahanan-keamanan. Berdasar
pada latar belakang historis yang sulit dibantah , bahwasanya 1 Juni 1945 yang
disebut sebagai lahirnya pancasila, Ir. Soekarno sebagai tokoh nasional yang
menggali Pancasila tidak pernah berbicara ataupun menulis tentang pancasila,
baik dalam sebagai pandangan hidup, atau apalagi sebagai dasar negara. Dalam
pidatonya, beliau menyebutkan atau menjelaskan bahwa gagasan tentang pancasila
tersebut terbersit bagaikan ilham setelah mengadakan renungan pada malam
sebelumnya. Renungan itu beliau lakukan untuk mencari jawaban terhadap
pertanyaan ketua BPUPKI Dr. Radjiman Widyodiningrat mengenai apa yang akan
dijadikan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk?
Lima dasar atau sila yang buliau
ajukan itu dinamakan filosofische
grondslag yaitu nilai-nilai esensial yang terkandung dalam
pancasila, yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan,
dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak
zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara. Proses terbentuknya negara dan
bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak
zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV dan ke V
kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII
ketika timbulnya kerajaan-kerajaan besar di Jawa Timur dan lainnya.
1.2
Perumusan
Masalah
a.
Bagaimana nilai-nilai pancasila pada
zaman sejarah?
b.
Bagaimana nilai-nilai pancasila
sebelum kemerdekaan Indonesia?
c.
Bagaimana nilai-nilai pancasila
pasca Indonesia merdeka?
1.3
Tujuan Penulisan
a.
Memahami nilai-nilai sejarah
perjuangan bangsa indonesia.
b.
Memahami pancasila secara lengkap
dan utuh sebagai jati diri bangsa Indonesia.
c.
Untuk membentuk kehidupan suatu
negara yang berdasarkan suatu asas hidup bersama demi kesejahteraan hidup yang
berlandaskan pancasila.
1.3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Makna Bangsa Indonesia
Nama
Indonesia ini bukan asli ciptaan orang pribumi, melainkan nama Indonesia ini
ciptaan orang barat. Karena nama Indonesia cukup tepat untuk menyebut kepulauan
Indo (India) dan Nesos (pulau). Selain itu nama Indonesia cukup revolusioner
memiliki makna kesatuan, kemerdekaan, dan kebesaran.
Nama Indonesia pertama kali dikemukakan oleh James Richardson Logan
dalam Journal of the Indian Archipelago
and Eastern Asia (1847-1859) di pulau Penang pada tahun 1850. Kata
Indonesia itu juga digunakan oleh W.E Maxwell dan S. Raffles dalam karyanya
yang terkait dengan bahasa Melayu dikemukakan dalam rangkaian karyanya yang
berjudul The Island of Indonesia.
Sesungguhnya Adolf Bastian seorang ethnolog dalam bukunya Indonesien Oder Die Inseln des Malayischen Archipes (1884-1889)
yang membuat nama Indonesia itu semakin terkenal.
Sebutan bangsa Indonesia juga mengalami proses, seab Belanda selalu
menyebut inlander (Bumi Putera). Alasannya
kepulauan itu hanya etnologis, yaitu merupakan sebagian saja dari daerah
Indonesia, selain itu dikatakan rakyatnya tidak menunjukkan sebagai satu
kesatuan yang disebut bangsa.
Teori tentang bangsa, yaitu :
a.
Cuture- natie theore : menurut teori ini bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki
persamaan kebudayaan.
b.
Staats-natie theorie: menurut
teori ini bangsa adalah sekelompok manusia yang hidup dalam lindungan satu
Negara.
c.
Gevoels-en wils theorie :
menurut teori ini bangsa adalah sekelompok manusia yang mempunyai perassaan dan
kemauan untuk hidup bersama.
Diantara ketiga
teori tersebut, teori ke tiga mendekati
pengertian bangsa Indonesia dengann menambbah faktor geografis. Dengan demikian maka bangssa Indonesia adalah
sekelompok manusia yang mempunyai keinginan untuk hidup bersama karena nasib
yng sama, bertempat tinggal disuatu wilayah tertentu sebagai satu kesatuan dari
Sabang sampai Merauke.
Kata Indonesia
terkait dengan hal tersebut diatas mempunai makna bangsa yaitu, seluruh
penduduk yng mendiami wilayah itu; pengertian negara, yaitu organisasi
kekuasaan yang merdeka dan berdaulat di wilayah itu; dalam arti bahasa, yaitu
bahasa resmi negara bahassa Indonesia sebagai alat komunikasi yang sah di
seluruh negara kesatuan Indonesia. Dalam arti geopolitik, yaitu bahwa
Indoneesia adalah tanah air kita atau tumpah darah kita dari Sabang sampai Merauke.
2.2
Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Pra Sejarah
Ahli geologi
menyatakan bahwa kepulauan Indonesia terjadi dalam pertengahan jaman tersier
kira-kira 60 juta tahun silam. Baru pada jamann quarter sekitar 600 juta tahun
yang silam Indonesia didiami oleh manusia berdasarkan fosil manusia purba yang
ditemukan. Dalam proses kehidupannya mereka mengalmi hidup tiga jaman yaitu :
a.
Paleolithicum
Jaman ini ditandai dengan alat-alat dari batu yang masih sangat kasar dan belum diasah. Alat-alat ini digunakan untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan buah-buahan. Hal ini menandakan bahwa mereka masih hidup berpindah-pindah dalam tingkat kehidupn food gatheringb.
Mesolithicum
Jaman
ini diawali sekitar 20.000 tahun silam dan taraf kehidupannya sudah mulai
meningkat meskipun masih food gathering,
akan tetapi manusia mulai hidup menetap dan bercocok tanam secara sederhana.
c.
Neolithicum
Terjadi
sekkitar 2500 B.C. Pada jaman ini peralatan yang digunakan masih dari bbatu
akan tetapi sudah halus (diasah), bercocok tanam, hidup menetap, dari food gathering menjadi food producing.
Inti dari
kehidupan bangsa Indonesia pada
masa pra sejarah hakekatnya adalah nilai-nilai Pancasila itu sendiri, yaitu :
a.
Nilai
Religi
Yaitu
ditemukan alat-alat baik dari batu maupun perunggu yang digunakan untuk
aktivitas religi seperti upacara mendatangkan hujan, pemujaan matahari,
penjenasahan, dan keyakinan terhadap pemujaan roh leluhur mereka. Jelas bahwa
masa pra sejarah sudah mengenali nilai-nilai kehidupan religi dalam makna
animisme dan dinamisme.
b.
Nilai
Peri Kemanusiaan
Tampak dalam
kehidupan saat itu seperti berikut ini :
Pertama,
penghargaan terhadap hakekat kemanusiaan yang ditandai dengan penghargaan yang
tinggi terhadap manusia meskipun sudah meninggal. Kedua,
mereka tidak hidup terbata pada wilayahnya, sudah mengenal sistem barter antara
kelompok pedalaman dengan pantai, dan persebaran kapak.
c.
Nilai
Kesatuan
Adanya
kesamaan bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa Austronesia, sehingga muncul
kesamaan dalam kosakata dan kebudayaan. Hal ini ssuai dengan teori perbandingan
bahasa menurut H.Kern dan benda-bendda kebudayaan Pra Sejarah Von Helne
Gildren.
d.
Nilai
Musyawarah
Kehidupan
mereka berkelompok dalam desa-desa, klan, marga atau suku yang dipimpin oleh
seorang kepala suku yang dipilih secara musyawarah berdasarkan Primus Inter Pares (yang pertma diantara
yang sama). Rapat ini menunjukkan kesadaran adanya nilai Musyawarah.
e.
Nilai
Keadilan Sosial
Merka
sudah meninggalkan pola hidup food gathering menuju pola hidup food producing,
yaitu dari mengumpulkan makanan berubah menjadi menghasilkan makanan seperti
memlihara dan menanam. Hal ini menunjukkan kesejahteraan dan kemakmuran bersama
sudah ada. Nilai-nilai Pancasila tersebut paa hakekatnya merupakan kerangka
dasar struktur kehidupan nenek moyang Indonesia dalam menyongsong peristiwa
sejarah perjuangan bangsa berikutnya.
2.3
Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Sriwijaya Dan Majapahit
A. Nilai-Nilai
Pancasila Masa Kerajaan Sriwijaya
1)
Nilai
Ketuhanan
Adanya
patung Budha Langgam Amarawati sebagai hasil karya seni agama Budha Hinayana.
Berkembang agama Budha Mahayana sesuai dengan berita seorang musafir Cina
I-Tsing yang meneliti agama aliran ini selama 4 tahun. Selain itu Sriwijaya
juga sebagai pusat pengembangan Tantrisme, yang dibuktikan oleh dua pendeta
Tantris, yaitu Vajrabodhi dan Amoghavajra. Ditemukan banyak tulisan
Siddhayatra di sekitar Palembang sebanyak 30 buah. Bahkan pada masa berikutnya
Sriwijaya mendirikan Stupa dan candi untuk menghormati Sang Budha serta Padmati
dan Vajrapani.
2) Nilai Perikemanusiaan
Penganut agama Budha yang tidak mengenal kasta atau
perbedaan antar manusia. Dalam
perjalanan sejarahnya Sriwijaya juga sering timbul konflik, Sriwijaya
mengembangkan semboyan politik “Kami cinta perdamaian, tetapi lebih cinta
kemerdekaan”.
3) Nilai persatuan Indonesia
Dalam prasasti Kota Kapur menunjukkan perluasan
wilayah timur, yaitu dengan perkawinan antara Airlangga dengan putri raja
Sriwijaya yang bernama Sanggramawijayatunggawarman.
4) Nilai Musyawarah
Semua keputusan yang terkait dengan kerajaan selalu
diputuskan secara musyawarah. Misal waktu Sriwijaya menyerang Darmawangsa Teguh
di Jawa, mengajak musyawarahwilayah kekuasaannya di wurawari dalam strategi
perang.
5) Nilai Keadlian Sosial
Upaya Sriwijaya menjadi negara yang
makmur hampir selama 700 tahun dari abad ke VII – XIV
B. Nilai-nilai
Pancasila Masa Kerajaan Majapahit .
1)
Nilai
Ketuhanan
Kehidupan
keagamaan di Majapahit sangat
mengendapkan sifat toleransi tinggi, dibuktikan oleh tulisan Mpu Tantular dalam
buku sutasoma yang isinya menggambarkan dalam semboyan “bhinneka tunggal ika
tan hana dharma mangrwa”. Selain itu kerajaan mengangkat dua pejabat lembaga
keagamaan yang disebut “Dharmadyaksa” ring Kasaiwan bagi agama siwa dan
darmadyaksa ring Kasgotan untuk agama budha.
2)
Nilai
Kemanusiaan
Setiap manusia
akan tentram dengan baik dengan adanya perlindungan raja terhadap rakyatnya dan
ketentraman kehidupan keaagamaan sesuai dengan keyakinannya. Hal ini disebabkan
oleh ajaran agama Hindu Budha yang bersifat universal.
3)
Nilai
Persatuan.
Nilai
persatuan tampak pada usaha kerajaan Majapahit untuk membangun sistem ketatanegaraan
yang kuat, misalnya Majapatih Gajah Mada untuk melaksanakan sistem sentralisasi
dalam pemerintahan yang memposisikan raja sebagai penguasa tunggal. Setelah
upaya pengembangan sistem sentralisasi pemerintah Hayam Wuruk-Gajah Mada
berupaya membangun persatuan nusantara dengan sumpah palapanya diucapkan pada
tahun 1331 yang telah diawali penguasaan wilayah Melayu, Malaka, Mawa, dan
Indonesia bagian Timur.
4)
Nilai
musyawarah.
Nilai
ini sangatlah tampak pada tugas dan wewenang lapisan pemerintah yang selalu
melakukan dalam upaya musyawaroh untuk memecahkan permasalah kehidupan
kenegaraan.
5)
Nilai
Keadilan Sosial.
Upaya
keadilan dan kesejahteraan sosial dibangun melalui pembangunan ekonomi,
pertanian, dan perdagangan.
Pertanian
mengembangkan tanaman : polowijo, beras, minyak kelapa, lada, garam, cengkeh,
pala, kayu cendana,dll.
Majapahit
dalam upaya mensejahterakan rakyatnya dalam bidang ekonomi.
2.4
Patriotism Bangsa Indonesia Melawan Belanda
a)
Patriotism
Bangsa Indonesila Abad Ke XX
Pada awal abad ke
XX bangsa Indonesia tumbuh kembang menjadi suatu gerakan
yang bersifat nasional.
Gerakan ini dimotori oleh Belanda.
Gerakan nasiaonal
modern yang bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan lahir 20
Mei 1908 dikenal dengan sebutan Budi Utomo.
Budi Utomo merupakan organisasi
modern pertama, yang bertindak merintis perjuangan kemerdekaan indoesia dalam bentuk organisasi.
Beberap tujuan dari organisasi:
1.
Memajukan pengajaran
2.
Memajukan pertanian,
peternakan dan perdagangan
3.
Memajukan tehnik dan
industry, serta,
4.
Menghidupkan kembali kebudayaan
Program politik organisasi Budi Utomo:
1.
Mewujudkan cita-cita persatuan Indonesia
2.
Organisasi terbuka bagi anggota
non Jawa
3.
Menyatukan organisasi
4.
Merubah nama Budi
Utomo menjadi Budi Utama
5.
Menjadi anggota Volksraad pada tahun
1918
Atas dasar tersebut dikenal peringatan hari lahirnya Budi
Utomo, oleh pemeritah ditetapkan sebagai
“Hari Kebangkitan Nasional”.
Setelah
Dr. Sutomo pulang dari negeri Belanda pada tahun
1924 yang mendirikan Study Club di
Surabaya dengan aktivitas
propaganda nasionalisme Indonesia. Mengadakan Hari
Nusantara (Inter Insulaire Dag) Surabaya 11 juli 1925, dengan tujuan untuk menggalang Persatuan
Indonesia. Dan dapat mempertemukan wakil suku guna untuk merencanakan kongres pemuda
Indonesia.
Azas dan tujuannya menanamkan dan mewujudkan perstuan seluruh
Indonesia dengan dasar kebangsaan menuju kearah
Indonesia Raya.. Mejelang tahun 1928
menunjukkkan bahwa cita-cita perstuan untuk mewujudkan
Indonesia merdeka telah memenuhi udara politik pergerkan nasional
Indonesia. Situasi ini menginspirasi kepada generasi muda yang tergabung dalam
PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) merumuskan aspirasi tersebut dalam
kongres ke II di Jakarta 28 Oktober 1928, dirumuskan kongres yang di kenal dengan
sebutan SUMPAH PEMUDA, yang berisi :
Pertama : Kami putra dan putri
Indonesia mengaku bertumpah darah
satu tanah air
Indonesia.
Kedua : kami putra dan putri
Indonesia mengaku berbangsa satu,
bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami
putra dan putri Indonesia
menjunjung Bahasa
persatuan Bahasa Indonesia.
H. Muh Yamin berpendapat
bahwa sejak tanggal 28 Oktober 1928, di Indonesia telah ada bangsa berbudaya (diekulturnation) kemudian menjadi bangsa
negara Indonesia (diestaatnation)
setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.Bahwa Sumpah Pemuda 1928
merupakan sikap pemuda untuk melihat Indonesia dalam keseluruhan bukan secara kedaerahan
(local/regional) atau secara kesukuan
(etnis).
Konggres Perempuan
I di Yogyakarta 22 – 23 Desember 1928, memutuskan Perikatan Perempuan
Indonesia (PPI), merupakan federasi dari bermacam organisasi wanita.
Konggres Perempuan II di Jakarta 1935, memutuskan bahwa perempuan Indonesia
bertugas sebagai “Ibu Bangsa” yang wajib mengusahakan supaya generasi baru insyafakan
kewajiban kebangsaan. Konggres Perempuan
III di Bandung 1938 menetapkan tanggal
22 Desember menjadi “Hari Ibu”.
Dan masih banyak lagi gerakan yang bermunculan pada era ini. Pada 31 desember 1930 organisasi Indonesia
Muda yang bercita – cita Indonesia
merdeka dan bendera merah putih sebgai lambangnya.
Dan banyak
dukungan dari berbagai partai-partai politik, Partai Serikat Islam (PSI), Budi
Utomo, PPPKI, Partai Indonesia Raya (PARINDRA) dan Gabugan Politik Indonesia
(GAPI), Majelis Islam Ala Indonesia (MIAI). Petisi Sutardjo di Volksraad 1937
menuntut status dominion bagi Indonesia berparlemen tahun 1939, dengan
menyelenggarakan konggres Rakyat Indonesia (Desember 1939) menetapkan bahwa
bendera persatuan Indonesia Merah Putih, Lagu persatuan Indonesia Raya, dan
bahasa persatuan bahasa Indonesia, sebagai lambang persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bahwa negara
Indonesia ini adalah negara yang mampu bertahan dan berjuang meskipun
berulangkali dijajah oleh negara Belanda maupun Jepang. Meskipun nama Indonesia
ini tidak diciptakan oleh bangsa Indonesa, melainkan dicetuskan oleh orang
Barat.
Indonesia juga memiliki nilai-nilai pancasila yang selalu diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah nilai ketuhanan, nilai perikemanusiaan, nilai persatuan, nilai persatuan, nilai musyawarah dan nilai keadilan sosial. Nilai-nilai tersebut selalu diterapkan di negara ini.
Indonesia juga memiliki nilai-nilai pancasila yang selalu diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah nilai ketuhanan, nilai perikemanusiaan, nilai persatuan, nilai persatuan, nilai musyawarah dan nilai keadilan sosial. Nilai-nilai tersebut selalu diterapkan di negara ini.
3.2
Saran
Demikian sedikit informasi dari kami selaku penulis makalah
ini. dan kami memberi saran untuk pembaca, untuk dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan pancasila ini tidak hanya untuk dihafalkan
dalam persekolahan saja.
Ucapan terima kasih layaknya pantas kami persembahkan bagi
para pembaca. Terakhir, ucapan maaf yang sebesar – besarnya perlu kami ucapkan
jika dalam penulisan ini kami banyak melontarkan kata – kata yang kurang
berkenan.
0 komentar:
Post a Comment